Oleh : Agus Kurniawan
Pimred : wartabianglala.com
Untuk generasi kekinian, mungkin apabila mendengar kata “Sumpah” itu tidaklah asing, karena kata-kata itu pasti sering mereka dengar atau mereka sendiri yang langsung mengucapkan. Semisal kepada seseorang yang mereka kira adalah jodohnya. “yang, Aku berani sumpah deh, aku cintanya cuma sama kamu” atau “sumpah yang, dia itu cuma temen”, dan lain-lain, dan lain-lain. Lalu, bagaimana apabila kata itu (red: sumpah) ditambah dengan kata “Pemuda”? menjadi SUMPAH PEMUDA. kira-kira, apa yang ada di dalam benak para generasi muda hari ini? Apakah masih sama? sumpah cinta sang Pemuda terhadap Pemudi? Atau sebaliknya, oh tentu tidak. Kata Pemuda dalam hal ini di dalamnya sudah menyakup ciwi-ciwi alias Pemudi, karena pada Teks Sumpah Pemuda yang ditulis oleh M. Yamin tahun 1928 itu berbunyi :
“kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Dan Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Jadi, jelas di situ ada kalimat “putra dan putri” yang dicakup dalam satu kata menjadi Pemuda.
Sekarang, apa maknanya? Tak lain dan tak bukan ialah untuk menyatukan perjuangan bangsa Indonesia. Makna Sumpah Pemuda bagi bangsa Indonesia yang pertama yaitu menyatukan perjuangan bangsa Indonesia. Perjuangan para pemuda dalam mendapat kemerdekaan sangat besar. Kala itu, Putra dan Putri (Pemuda) yang menjadi motor pergerakan Sumpah Pemuda telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran moral bahkan harta benda demi menyatukan bangsa Indonesia. Tanpa makna Sumpah Pemuda serta perjuangan anak-anak muda kala itu, mungkin saja Indonesia tak mencapai kesatuan untuk melawan penjajah negeri. Semangat anak-anak muda itu terbukti berhasil menyatukan keutuhan Indonesia.
Pemuda merupakan generasi penerus yang akan bertanggung jawab atas kemajuan Bangsa. Pemuda sebagai penggerak revolusi harus mempunyai semangat juang tinggi untuk bertindak demi kemajuan Bangsa. Genap 92 tahun yang lalu, tepat pada tanggal 28 Oktober Sumpah pemuda diikrarkan sebagai bentuk perlawanan terhadap Kolonialisme Belanda sekaligus roh perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. “Berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia” perkataan Bung Karno yang tak asing di telinga telah mengobarkan semangat para pemuda untuk berjuang merebut kemerdekaan.
Memasuki era industri 4.0, musuh kita bukan lagi penjajah dari kolonial Belanda, perjuangan kita bukan lagi merebut kemerdekaan Indonesia. Musuh kita saat ini berasal dari banyak penjuru mata angin yang kini jelmaannya tak terlihat secara nyata. Seiring berkembangnya teknologi yang begitu pesat, semakin besar pula tantangan bagi pemuda untuk merawat semangat sumpah pemuda. Pemuda zaman dulu sibuk dengan pergerakan, namun pemuda zaman sekarang sibuk dengan social medianya. Pemuda yang dulu berteriak merebut kemerdekaan, namun pemuda sekarang banyak yang sibuk berteriak karena gamenya kalah, bikin status galau habis diputusin. Pemuda yang dulu bersenjata dengan tulisan-tulisan tajam dan bambu runcing, namun pemuda sekarang banyak yang sibuk bersenjata gadget meraih eksistensi diri bukan dengan karya dan prestasi.
Generasi milenial yang sangat erat dengan kemajuan teknologi hakikatnya mempunyai potensi besar menjadi penggerak revolusi Bangsa, namun kemudahan teknologi yang membuat generasi milenial cenderung dimanja sehingga semangatnya tergerus akibat kemudahan-kemudahan yang ada. Semangat sumpah pemuda yang pernah menyatukan para pemuda di setiap daerahnya dapat dijadikan tauladan untuk pemuda milenial untuk terus menggali potensi di daerahnya sehingga dapat memberi kontribusi bagi kemajuan daerah masing-masing yang kemudian akan memberi pengaruh besar bagi Indonesia.
Interaksi sosial yang nyata berubah menjadi interaksi di dunia maya dikhawatirkan akan mendorong generasi milenial menjadi apatis dan kehilangan kepekaan pada kondisi sosial masyarakat sekitarnya. Hal ini merupakan salah satu tantangan bagi generasi milenial dari pandangan sosial budaya. Dari segi politik, generasi milenial mempunyai pengaruh besar dalam menentukan pemimpin Bangsa beberapa tahun ke depan. Generasi milenial yang selalu up to date mudah untuk mendapat akses informasi sehingga dapat membangun wawasan politik yang berkembang. Di sisi lain, informasi yang disampaikan di media perlu dicari kebenaran referensinya sehingga tidak mudah terpengaruh berita hoaks yang justru memprovokasi antara pihak satu dengan pihak yang lain. Maka generasi milenial perlu mengimbangi dengan literasi-literasi yang ada untuk dapat membangun perspektif dalam cara berfikirnya mengolah informasi di social media.
Dalam bidang ekonomi, generasi milenial memunculkan potensi dirinya sebagai interpreneur. Generasi milenial juga mulai sadar akan kelemahan diri yang harus diperbaiki dan potensi diri yang harus dikembangkan karena mereka sadar bahwa diluar sana banyak pemuda yang mempunyai potensi yang tidak kalah hebat dari dirinya sehingga terbangun jiwa kompetitif dalam berfikir dan bertindak. Didukung dengan teknologi digital yang mereka manfaatkan untuk menggali informasi sekaligus memperluas partnership dalam membangun sebuah bidang usaha.
Dihadapkan dengan berbagai tantangan dan permasalahan baru bagi generasi milenial, mereka harus tetap menjaga semangat Sumpah Pemuda sebagai roh perjuangan yang pernah diikrarkan oleh pemuda-pemudi Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 yang mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu, Bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Terakhir sebelum tulisan ini dimuat, poster-poster hingga pamflet Peringatan Hari Sumpah Pemuda berseliweran di Story dan Feed IG, Status WA, Status FB dan di status-status lainnya. kurang lebih 92 tahun berlalu, kini semarak peringatan hari sumpah pemuda masih bisa dirasakan di seluruh jagat medsos Indonesia. Entah itu karena emang benar-benar ingin merefleksikan semangat perjuangan para pemuda pada masa itu, atau hanya ikut-ikutan saja biar dibilang nasionalis. Tak masalah, setidaknya dengan itu kita bisa selalu ingat bahwa pada tanggal 28 Oktober adalah peringatan hari Sumpah Pemuda, agar tahun depan bisa kita ulangin, begitu terus. Sampe kita yang muda nggak muda lagi.