Oleh : Hefra Lahaldi
Tokoh Pemuda Lahat
Berjasa dan menjadi besar bisa jadi adalah sebuah karunia dan jebakan massa sekaligus. Pangkal dari kesemua itu adalah sebuah ketenaran. Yang bisa jadi dibangun dengan langkah-langkah pencitraan. Dari situ, merasa berjasa dan ujungnya diberi atau bahkan meminta jasa. Bagi seorang mukmin, berjasa dan menjadi besar adalah sebuah karunia (Pahala) yang disegerakan di dunia. Untuk itu, ia mesti mampu melewati jebakan-jebakan pemangsa dari kesemua pahala-pahala tersebut. Seorang mukmin memahami bagaimana sedari awal manusia itu diciptakan oleh Allah SWT tidak memiliki kekuatan apapun. Ia ditolong olehnya, akalnya tak boleh melampaui jeli bashirahnya. Lihatlah Qarun yang dengan hartanya kemudian berfatwa tak ada campur tangan Tuhan dalam urusan perolehan perbendaharaannya. Atau misal Fir’aun yang merasa besar kemudian bertingkah mirip-mirip tuhan dan puncaknya mengaku sebagai tuhan. Sebesar apapun jasa mu, sehebat apapun pergelaranmu dan seluas apapun daya jelajah ketenaranmu didunia. Mesti ada kompas dari mata hati yang jeli dan bersih mengatasi semua jebakan-jebakan tersebut. Anda berjasa, anda besar dan anda begitu tenar. Trilogi dahsyat ini cukup untuk mengantarkan anda menjadi pusat kekuasaan. Terlepas daya capai itu semua murni anda berjasa atau hasil dari sebuah daya oleh pencitraan.
Semisal Mustafa Kemal At taturk yang disebut sebagai Khalid Bin Walid modern selalu unggul perang dengan pasukan Inggris kendatipun dengan pasukan dan persenjataan yang pas-pasan. Atau Moamar Ghadafi berpangkat kolonel masa itu mengusir pasukan di pangkalan militer Amerika berbekal sepucuk pistol.. Mereka berjasa, mereka besar dan mereka menjadi terkenal. Puncaknya mereka berkuasa. Tapi kita selalu ingat ujungnya. Mereka tumbang pada akhirnya. Jadi apapun itu, jasamu, besar mu dan keterkenalanmu selalu menjadi efek penggoda. Dan mestinya ketiga daya potensi itu menjadi efek penjaga dari setiap jebakan massa.
Lihatlah Khalid bin Walid. Beliau mencakup semua. Ia berjasa, besar dan terkenal. Tapi pada posisi itu dengan pengikut (Pasukan)nya tak menjadikannya untuk terjebak dalam amuk kekuasaan. Karena ia memahami kekuasaan yang berlangsung saat ini melebihi kemampuan dan potensi dirinya.. “Tidak ada pemberontakan selama Umar masih hidup”
Di momen hari pahlawan, selamat berjasa, menjadi besar dan menjadi terkenal.. tetapi lagi-lagi, hati-hati dengan itu semua..
Selamat hari pahlawan
Lahat, 07 November 2020