Lahat, wartabianglala.com – “Seganti Setungguan” dua kata kerja yang digabungkan itu merupakan semboyan (motto) kepunyaan suatu daerah bernama Kabupaten Lahat yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. yang mana, kedua kata tersebut merupakan falsafah hidup dari masyarakat dan rakyat daerah yang lahir dan tumbuh di bawah asuhan gundukan bukit unik berbentuk jempol yang dikenal dengan nama Bukit Serelo yang juga sekaligus Icon dari Kabupaten Lahat itu sendiri.
Seganti-Setungguan yang dipilih sebagai semboyan tersebut ternyata memiliki makna; “Pengertian persatuan dan kesatuan yang kokoh, semangat gotong royong, kesetia-kawanan yang mendalam, setia kata, berpendirian tegas serta bertanggung jawab.”
Mengetahui bahwa betapa luhurnya makna falsafah yang terkandung dalam semboyan Seganti Setungguan tersebut, menunjukkan bahwa; selain manusia merupakan makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, ialah kebersamaan dalam membangun kemajuan bersama, menjadi ciri kebudayaan masyarakat timur.
Di Kabupaten yang terdapat sebuah sungai bernama Lematang tersebut misalnya, dewasi kini, entah berapa kali persoalan-persoalan dalam kehidupan terjadi, terkhusus persoalan yang menimpa masyarakat secara kolektif seperti msialnya bencana alam, yang mana, seperti telah kita ketahui bahwa proses terjadinya merupakan ketentuan dan ketetapan dari Tuhan Semesta Alam dan tentu tak dapat dihindari. sebagaimana dalam dua tahun terakhir ini sering menimpa masyarakat Lahat seperti Banjir bandang di Kec. Mulak Sebingkai pada Desember 2019 lalu, yang mengakibatkan 7 rumah beserta 1 jembatan penghubung antar Desa yang merupakan jalan utama hanyut terbawa arus. Selanjutnya pada Januari 2021, menyusul kejadian sama di Kecamatan Kikim Timur yang menghanyutkan 12 rumah serta memutus akses Jalan Lintas Sumatera.
Tak berhenti di situ, persoalan lain seperti kebakaran di kawasan permukiman warga juga sangat sering terjadi. Tentu masyarakat Lahat pasti masih sangat mengingat akan kejadian yang melenyapkan lebih dari 80 rumah warga di kawasan padat penduduk di kelurahan Pasar Bawah Kecamatan Lahat pada Oktober 2020 yang lalu. Yang mana musibah tersebut, mungkin akan menjadi sejarah yang selalu diingat oleh masyarakat Lahat sebagai musibah terbesar yang melanda masyarakat secara kolektif. Berselang 2 hari, menyusul kejadian yang sama, 2 rumah di dekat areal pengisian BBM Pertamina Desa Muara Siban Kec. Pulau Pinang, lenyap dilahap si jago merah yang mengharuskan 3 KK kehilangan tempat tinggal.
Seperti halnya diketahui masyarakat Bumi Seganti setungguan, Kejadian-kejadian sedemikan, dalam kurun waktu 2 tahun terakhir sangat sering terjadi. Dan yang baru-baru ini adalah pristiwa yang terjadi pada hari minggu pagi yang lalu, (31/01). yang tentunya membuat hati siapapun akan tersayat saat mengetahui bahwa seorang istri dan seorang anak yang masih berusia 3 tahun dari seseorang bernama Yhudi, meninggal dalam pristiwa kecelakaan yang kemudian mengakibatan 7 rumah di Desa Air Dingin Baru kecamatan Tanjung Tebat, yang mana dihuni oleh 9 KK terdiri dari 27 jiwa terbakar habis.
Saat dikonfirmasi oleh media, Kapolres Lahat AKBP. Achmad Gusti Hartono, S.IK membenarkan bahwa Kejadian bermula saat mobil Engkel dengan nopol B 9568 TCJ milik PT Indolatu yang dikendarai oleh Yudhi (36), bersama dengan istri dan kedua anaknya, hendak melintas di Jl. Lintas Lahat – Pagar alam tepatnya di kecamatan tanjung tebat.
“Saat itu, Yudhi bersama Istri dan kedua anaknya, hendak menghantarkan bahan pangan berupa daging ke PT Supreme. Kemudian, saat melintas di kawasan Kecamatan Tanjung Tebat, Yudhi membanting stir karena ia melihat seekor kucing hitam melintas tepat dihadapannya dari arah kanan jalan. Alhasil, terjadi slip dan membuat Yudhi kehilangan kendali dan mobil pun akhirnya terguling dan menabrak Kios Pengisian BBM eceran milik salah seorang warga Desa Air Dingin Baru. Yudhi dan Anaknya yang berusia 7 tahun berhasil keluar dari mobil dan menyelamatkan diri, namun istri dan anaknya yang berusia 3 tahun tak sempat diselamatkan karena banyaknya bahan yang mudah terbakar membuat Api membesar dengan cepat hingga 7 rumah milik warga yang dihuni 9 KK ikut habis terbakar. sementara itu, tak ada korban lain dalam pristiwa tersebut. namun menyebabkan kerugian materi yang cukup banyak.” Kata Kapolres.
Dari keseluruhan pristiwa bencana/musibah yang menimpa masyarakat kabupaten Lahat secara kolektif atau pun secara individu, tentunya kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran berharga agar senantiasa selalu waspada saat sedang beraktifitas.
Sebagai masyarakat dengan cerminan dari falsafah Seganti Setungguan, semangat bahu-membahu, gotong-royong serta jiwa solidaritas dan kesetiakawanan yang tinggi, berbagai kelompok dan organisasi kemasyarakatan yang ada di Kabupaten Lahat khsusnya, berbondong-bondong mengulurkan tangan turut meringankan beban korban bencana dan musibah yang menimpa masyarakat Lahat, baik secara kolektif maupun secara individu.
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh KPA Ispala beserta organisasi lainya seperti FKPA yang langsung turun ke Lokasi kebakaran Tanjung Tebat pada Senin siang (01/02/2021) lalu, guna menunjukkan rasa kebersamaan sebagaimana yang dimaksud dalam falsafah “Seganti setungguan” itu sendiri. yang mana dalam hal ini diimplementasikan dalam bentuk belasungkawa dan kepedulian dengan membantu proses evakuasi bekas sisa-sisa kebakaran sekaligus menyalurkan bantuan yang diharapkan bisa sedikit membantu meringankan beban para korban.
ketua KPA Ispala 1995 Jimmy wahyudi, S.E saat diwawancara mengatakan kalau ia dan segenap Keluarga Besar KPA Ispala turut berduka cita atas musibah kebakaran yang menimpa warga Desa Air Dingin Baru Kec. Tanjung Tebat pada hari minggu kemarin. Selain itu, kami juga turut berduka cita atas meninggalnya kedua orang yang merupakan Ibu dan Anak dalam peritstiwa tersebut.
“Semoga Ibu dan anak yang meninggal dalam pristiwa ini, berada dalam keadaan yang husnul khotimah, serta ditempatkan di tempat yang layak di sisi-Nya. dan untuk keluarga yang ditinggalkan maupun warga desa yang menjadi korban dalam priariwa ini, senantiasa diberikan ketabahan dan kemudahan di kemudian hari. Aamiin,” Harap Jimmy.
Jimmy kemudian melanjutkan dengan mengklarifikasi. ia mengatakan kalau aksi yang dilakukan oleh Tim dan Relawan ini bersifat insidentil. yang mana, murni bentuk kepedulian komunitas terhadap korban bencana.
“saya ingin menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah murni inisiatif bersama. Selain konsentrasi kami dalam internal setiap komunitas berbeda-beda, namun tak membatasi kami untuk bersatu-padu dan perduli akan persoalan-persoalan yang bersifat insidentil seperti bencana maupun musibah yang baru saja menimpa saudara kita.” Terang Jimmy.
Selain itu, ia juga berharap bahwa dengan hal ini, Tim dan Relawan dapat menginspirasi banyak orang. Dimana, kita harus menunjukkan jiwa Seganti Setungguan yang tercermin dalam setiap diri masyarakat Kabupaten Lahat.
“semoga dengan apa yang telah dilakukan oleh tim dan relawan dalam aksinya ini, dapat menginspirasi segenap komunitas dan organsiasi kemasyarakatan yang lainnya untuk senantiasa meningkatkan rasa keperduliannya terhadap sesama.” Harapnya.
Adapun relawan dan tim yang ada dalam aksi kemanusiaan tersebut diantarantya; Komunitas KPA Ispala, GTRI, RPS, Komphoser, Liwapala, Starpala, Macagu dan masih banyak lagi.
Agus Kurniawan.