Lahat, wartabianglala.com – Setelah mendengar kabar dari seorang warga bernama Apriansyah yang mengabarkan kalau di sekitar tempat tinggalnya di Desa Bandar Aji Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat, telah ditemukan situs prasejarah peninggalan zaman megalitikum yang mana salah satunya berjenis Lumpang Batu Lubang Satu.
menanggapi kabar itu, Ketua dari Tim Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Panoramic of Lahat, Mario Andramartik, didampingi kedua anggotanya Bayu dan Yandi, langsung bergerak menuju lokasi. Pada Kamis, (18/03/21).
Tak ingin ketinggalan, Kabid Kebudayaan Bambang Aprianto, Penggiat dan Pemerhati Budaya Yeen Gustiance, Koordinator Jupel A. Rivai beserta dua warga Desa Bandar Aji Kecamatan Jarai bernama Arumin dan Irianto, ikut serta turun ke lokasi dimaksud untuk andil menjadi bagian dalam penemuan situs peninggalan zaman prasejarah.
Di sela-sela waktu senggangnya, kepada media ini Mario Andramatik bercerita bagaimana mulanya ia ketika mendapat kabar tersebut, hingga tergerak untuk turun mengunjungi lokasi untuk memastikan kebenarannya.
“Awalnya, kami mendapatkan laporan dari seorang warga Desa yang diketahui bernama Apriansyah. Ia mengaku telah menemukan Lumpang Batu Lubang satu. Ketika kami beserta rombongan mencoba berkunjung ke Desa Bandar Aji tersebut, kami tidak berjumpa dengan sosok Apriansyah. Namun, kami bertemu dengan dua warga lainnya, ialah Arumin dan Irianto. kedua warga ini bisa dikatakan paham mengenai keberadaan Lumpang Batu yang dimaksud, namun mereka justru terkesan tidak paham dengan keistimewaan dari situs peninggalan zaman prasejarah yang masih ada sejak 2 (dua) hingga 3 (tiga) ribu tahun yang lalu. Itu terlihat dari pernyataan mereka yang mengatakan kalau mereka belum pernah sama sekali melihat Lumpang Batu tersebut, namun mereka tahu dari mendengar cerita-cerita warga setempat kalau Lumpang Batu yang dimaksud berada di kebun kopi.” Kata Mario.
Pengakuan mengejutkan datang dari salah seorang di antara mereka yang bernama Arumin. Dalam keadaan yang ia sendiri sulit untuk percaya. ia mengaku bahwa dirinya sudah tinggal di Desa Bandar Aji ini sejak tahun 1984. namun, baru sekarang ini dirinya melihat secara langsung Lumpang Batu yang merupakan salah satu peninggalan zaman prasejarah megalithikum itu. Yang mana nama-nama dan jenis-jenisnya selama ini cuma ia ketahui dari mendengar cerita-cerita warga.
“Jadi selama ini, apa yang dimaksud dengan Lumpang Batu yang biasa saya dengar dan ketahui dari cerita warga, merupakan situs peninggalan zaman prasejarah megalitikum yang berusia 2 hingga 3 ribu tahun yang lalu. Saya tidak menyangka, sejak 37 tahun saya menetap di Desa ini, Inilah kali pertama saya melihat Lumpang Batu yang biasa diceritakan orang-orang kepada saya secara langsung. Ternyata kekayaan situs peninggalan zaman prasejarah tersebut banyak tersebar di sekitaran wilayah Basemah dan di Sepanjang tepi aliran Sungai Lematang.” Kata Arumin.
Kemudian seorang lainnya bernama Irianto mengantar kami ke kebun kopi berbeda yang berjarak sekitar 200 meter dari lumpang batu kedua.
“Di sini ada satu lumpang batu lubang tiga dengan ketiga lubang mempunyai ukuran diameter yang sama yaitu 14 cm.” Kata Irianto.
Kepada media ini, seorang Mario Andramartik yang memang dikenal sebagai pemerhati kebudayaan dan kepariwisataan tersebut melanjutkan ceritanya dalam melakukan penelusuran. Ia berkata kalau sepanjang perjalanan mengikuti kedua warga untuk menelusuri tempat tersebut, kami menemukan sebuah Lumpang Batu Lubang tiga di tepi ayek Teghas. Kemudian untuk mencari tahu apakah masih banyak terdapat sebaran situs megalith Lumpang Batu tersebut, terutama di area kebun milik Surmada ini, kami harus melakukan penelusuran lebih lanjut.
“Pertama kami melihat 3 (tiga) batu formasi yang biasa disebut Trilith dan di dekat Trilith terdapat sebuah batu datar yang ditutupi rerumputan. Setelah kami bersihkan ternyata sebuah Lumpang Batu Lubang Tiga dengan pembatas pada setiap lubang. Lumpang batu kedua yang kami lihat ini sebelumnya tidak diketahui warga apalagi dilaporkan. Kemudian kami melanjutkan penelusuran”. Lanjut Mario.
Setelah melihat 3 (tiga) Lumpang Batu dan beberapa Trilith dan Monolith, rombongan memutuskan untuk berangsur kembali ke Desa. Namun di tengah perjalanan, mereka bertemu sosok Apriansyah. Namun, dikarenakan waktu sudah tengah hari, akhirnya kami mengurungkan rencana untuk menyambangi kebun milik Apriansyah tersebut. dimana seperti yang ia katakan kalau di sekitar kebunnya terdapat sebuah Lumpang Batu lubang satu dan sebuah Dolmen. Namun, 3 onggokan batu di tepi jalan saat hendak menuju Desa, mencuri perhatian sosok seorang Mario Andramartik, yang mana kita ketahui bersama kalau kepiawaiannya dalam persoalan yang berkaitan dengan situs-situs atau benda-benda peninggalan zaman prasejarah, keberagaman budaya, bahkan dunia kepariwisataan, sudah tidak diragukan lagi. Maka dari itu beliau layak bila menjabat sebagai seorang staf khusus Bupati Lahat Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Saat itu, kami hendak kembali menuju Desa, tetapi ketika baru berjalan sekitar 20 meter, saya melihat 3 onggokan batu yang berada di tepi jalan, setelah saya periksa ternyata itu adalah Lumpang Batu lubang dua. Tentu kejadian tersebut sangat mengejutkan, bagaimana tidak, ketiga orang warga setempat yang sering melalui jalan ini saja tidak pernah tahu bahwa satu dari ketiga batu ini adalah lumpang batu, namun kita dapat memaklumi dikarenakan lubang pada batu tersebut tidak terlihat dari jalan.” Kata Mario
Menanggapi apa yang telah ia dan Tim dari Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Panoramic of Lahat bersama dengan warga setempat lakukan seharian ini, ia (Mario) mengaku sangat senang dan mengucap syukur. pasalnya, peninjauan terhadap keberadaan situs peninggalan megalith jenis Lumpang Batu yang berlokasi di Desa Bandar Aji sangat memenuhi ekspektasi kami.
“Alhamdulillah hari ini sangat menyenangkan dikarenakan kami telah berhasil mengidentifikasi jejak yang ditinggalkan oleh kehidupan purba berupa situs megalith. kebahagiaan bercampur rasa tidak percaya juga turut dirasakan ketiga warga yang ikut bersama kami. Semoga penemuan 4 lumpang batu hari ini dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait agar peninggalan karya agung leluhur bangsa Indonesia ini tetap terjaga dan lestari.” Harap Mario.
Dengan rasa senang dan bahagia Tim Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Panoramic of Lahat bergegas menuju situs megalith yang ada di desa Gunung Megang Kecamatan Jarai, di sini rombongan bertemu dengan Staf Khusus Bupati Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Matcik, SH, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Drs. Suhirdin beserta tim.
Dikatakan Matcik kalau kehadirannya ke situs bilik batu Desa Gunung Megang tersebut guna melakukan sosialsisasi.
“Kami bersama melakukan kunjungan ke situs bilik batu di desa Gunung Megang sekaligus sosialisasi dan bentuk kepedulian Pemerintah Kabupaten Lahat terhadap peninggalan situs megalitik yang berada di Kabupaten Lahat.” Kata Matcim
Terlihat Matcik, S.H dan Drs. Suhirdin beserta tim dengan sangat antusias selama berada di situs bilik batu dan sempat masuk ke dalam bilik batu yang berukuran sekitar 2 meter ini. Sebagai penutup, Matcik berharap kedepan kita segala kekayaan benda Cagar budaya yang tersebar di sebagian besar wilayah Kabupaten Lahat menjadi hak milik Pemerintah Daerah dengan sepenuhnya.
“Bentuk keseriusan Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat dalam hal ini Bupati Lahat periode 2018 s.d 2023 Cik Ujang, S.H. telah disampaikan melalui Surat Keputusan Pembentukan Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Lahat. Yang mana nantinya tim ini akan bekerja dan dapat merekomendasi Bupati untuk mengeluarkan Surat Keputusan serta menetapkan cagar budaya yang ada menjadi Aset Cagar Budaya Kabupaten. Dengan demikian segera dapat diusulkan menjadi benda cagar budaya Provinsi hingga kelak akan menjadi warisan dunia yang diakui UNESCO”. Tutupnya.
(Agus Kurniawan)