Cuma segelas kopi yang bercerita kepadaku bahwa yang hitam tak selalu kotor dan yang pahit tak selalu menyedihkan – Dee/Dewi Lestari (Novel Filosofi Kopi).
wartabianglala.com – Gaes, bagi kamu, kamu, dan kamu… iya, kamu; kaum penikmat kopi yang berkoloni di Lahat atau pun di luar Lahat–kecuali di liang lahat. Tak kenal maka tak sayang, baru kenal, eh, dia menghilang. Semua bisa hilang kecuali nikmatnya Kopi Bubuk Al Barokah Lahat Selatan yang selalu terngiang. Widih, bahasa promosinya maksa banget, ya gaes. Pagi-pagi udah nawarin produk aja. Dasar! Opening enggak ada akhlak. Biasalah.
Oke, kita serius!
Jadi gini gaes. Kabupaten Lahat tidak hanya ikonik dengan panorama wisata dan aneka kuliner, akan tetapi mulai dikenal juga kualitas kopinya yang mulai ditata dan dijaga. Salah satunya Kopi Bubuk Al Barokah Lahat Selatan. Kopi yang satu ini merupakan kopi bubuk hasil produksi dari biji kopi robusta pilihan.
Dalam proses awal terciptanya bubuk kopi Al Barokah, petik buah merah wajib utama. Sebagaimana nama dari pemilik usahanya, Budi Utama. Seorang pria berkarakter ramah, yang juga merupakan ASN di Pemkab Lahat, tepatnya Instansi Dinas Perhubungan. Ia sangat mengutamakan kejelian dan keaslian saat proses sortiran, agar cita rasa tinggi pun terciptakan. Alhasil, dengan atau tanpa gula, sruputan mengalir nikmat dan senantiasa dirindukan. Bukan sekadar ghosting; hadir sesaat kemudian hilang tanpa sepatah pesan, hanya menyisa pahitnya kesan. Seperti kisah asmara Prince Kaesang yang lagi ramai diberitakan.
“Mantap!”. Kata ini biasa terucap saat seduhan Robusta Al Barokah Lahat Selatan menyentuh lidah hingga tenggorokan. Aroma wangi–segar dipadu rasa nikmat dalam segelas hangat, membuat sesal tidak tersemat–sebaliknya bersyukur–karena tinggal atau pernah singgah di Lahat. Biarlah sesal hanya milik Hayati setelah membuat Zainudin patah hati. Karena memang, di Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, tidak ada adegan Zainudin ngopi. Andai Zainudin tahu Robusta Al Barokah lemak nian, tentu ia tidak memilih Batavia sebagai tujuan perantauan. Melainkan ke Kota Lahat, menyeduh kopi dalam segelas inspirasi. Heleh, mimin ngelantur. Maaf.
Betewe, bicara kualitas kopi sering kali identik dengan harga tinggi. Sayangnya, eh, maksud mimin sebaliknya, Budi Utama malah menarifi Bubuk Robusta Al Barokah dengan harga rendah. Wuih, mimin yakin bakal laris kayak rating penonton Sinetron Ikatan Cinta, Nih!
Saat mimin bincangi di kios kopinya–Warung Kopi Al Barokah, Kelurahan Lahat Tengah–Budi Utama memastikan, tingkat kepuasan pelanggan berkedudukan lebih tinggi dari harga yang ditawarkan. Jadi enggak ada istilah nguras kantong, nguras air mata, atau nguras kenangan yang tersisa. Paling disuruh nguras bak mandi kalau kopinya dibawa pergi tanpa memberikan rupiah sama sekali.
“Untuk dapat menikmati kopi petik merah ini, tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam,” ujar Budi Utama dengan senyum ramah yang menjadi ciri khasnya.
Kata-kata anda sejuk sekali, Pak! Karena yang biasa merogoh kocek dalam-dalam dengan cara diam-diam, itu kebiasaan istri saat mencuci pakaian suami. Istri mimin juga gitu. Eh, kok malah curcol.
Oke, lanjut Pak!
“Untuk kemasan 200 gram bubuk kopi petik buah merah hanya Rp 20.000,- saja. Terdapat juga bubuk kopi robusta ekonomis yang dijual dengan harga Rp 60.000,-. Ada juga kemasan 100 gram, 200 gram dan 250 gram. Meski ekonomis, tetap kita lengkapi dengan kemasan menarik. Agar selaras dengan isinya yang merupakan bubuk kopi terbaik. Jadi sangat cocok dijadikan oleh-oleh untuk teman, saudara, dan kolega anda,” lanjutnya.
Mimin tambahin, Pak ya. Cocok juga dijadikan oleh-oleh buat mertua apalagi masih calon mertua.
“Oh, itu salah, Min!”-sanggahnya cepat-“Kalau dibawa ke calon mertua, pasti yang dipilih kopinya bukan orang yang membawa!”.
Ah! Sa ae lu, Pak. Itu calon mertua harusnya jujur aja kalau mau ngatain orangnya jelek. Sedih mimin.
Selanjutnya Budi Utama mengisahkan, usaha Bubuk Kopi Robusta Al Barokah Lahat Selatan yang dijalaninya berawal dari melihat potensi kopi yang cukup banyak di Kecamatan Lahat Selatan. Saat itu dirinya masih menjabat sebagai camat. Sebagai pemegang tampuk pemerintahan tertinggi di kecamatan, ia kerap mengedukasi petani agar dapat memproses biji kopi secara baik dan benar, agar tercipta peningkatan harga nilai jual. Termasuk pula bagaimana meningkatkan kualitas kopi dengan hanya memetik buah merah.
Bener tuh, Pak. Mimin setuju. Keberhasilan musti menyeimbangkan tindakan dan pengetahuan. Jangan kayak jomlo yang hanya berkutat dengan perasaan tanpa berani mengungkapkan. Kepalanya didominasi rasa takut akan rasa tak berbalas, padahal seharusnya bergerak meningkatkan kualitas. Padahal rumusnya sudah baku; rasa berbalas berbanding lurus dengan tingkatan kualitas. Lah… mimin ngelantur again.
“Dalam proses penjemuran hendaklah dilakukan di meja jemur atau para-para. Agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah. Lebih berbahaya lagi dijemur di aspal yang menganggu serta membahayakan lalu lintas penguna jalan.” Budi Utama menjelaskan.
Gokil! Selain tertib dalam proses pengerjaan, Kopi Robusta Al Barokah juga tertib berlalu lintas.
Tapi Pak, larangan buat kopinya cukup pada point tidak boleh berada di aspal jalan saja, ya! Jangan mentang-mentang tugas di Dishub, kemudian diperiksa juga surat jalannya. Hahaha… mimin cuma canda, Pak. Peace!
Masa Pandemi, tidak menyurutkan Budi Utama dalam melakukan bisnis kopi. Malah, alternatif usaha melalui jejaring sosial media membuat pintu rezeki jadi semakin terbuka. Dijajakan secara online, Kopi Bubuk Al Barokah Lahat Selatan melaju bagai bus Damri; Antar Kota Antar Provinsi.
“Tetap usaha di tengah Pandemi ini, alhamdulillah berangsur-angsur kopi kita mulai dikenal. Tidak hanya di lingkungan Kota Lahat, tetapi juga sudah merambah ke kabupaten atau kota tetangga. Seperti Muara Enim, Pali, Banyuasin, dan kota Palembang. Bahkan, tiga bulan terakhir sudah ke luar Sumatera. Sudah sering pengiriman untuk pemesan di Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, juga Yogyakarta. Dua Minggu kemarin ada pemesan dari kota Batam dan Pekanbaru,” jelasnya bersemangat.
Tekhnik pemasaran online dilakoni Budi Utama dengan memanfaatkan media sosial. Ia menggunakan Facebook, WA Group, hingga Instagram sebagai wadah promosi.
Baguslah, Pak. Terkadang banyak yang menjadikan Medsos sebagai rumah menggunjing berjamaah. Terlepas dari hal itu, mimin harap bapak tetap hati-hati dan selalu tegar kalau ketemu sama pedasnya komentar netijen. Apalagi ketemu kaum haters. Kita musti belajar dari Dayana yang ditinggal secara massal sama followernya. Biasalah.
“Hal ini (promosi di medsos) sangat efektif untuk mendongkrak penjualan. Selain itu, kopi bubuk nikmat ini juga dipasarkan melalui mitra reseller, seperti warung-warung Sembako, tempat-tempat makan, dan koperasi-koperasi BUMN yang ada di Kota Lahat. Untuk stan pribadi, kami sudah mendirikan Kios Kopi Al Barokah Lahat Selatan di Desa Tanjung Payang. Selain itu, juga tersedia di Warung Kopi Al Barokah Lahat Tengah,” ungkap Budi Utama.
Pada kesempatan ini, Budi Utama tak lupa memotivasi para pelaku usaha agar tetap semangat dan giat dalam berusaha. Tetap yakin beserta percaya, kalau di tengah kesulitan akan ada kemudahan dan kelancaran dari setiap usaha.
“Jangan pernah berpikir dagangan kita tidak akan laku. Tetap berusaha dan pasrahkan segalanya kepada Sang Pencipta. Salam Hobi Ngopi! Ayo Berdayakan UMKM di sekeliling kita dengan membeli produk produk UMKM. Cintailah produk-produk lokal,” ajaknya.
Ditambahkannya, peran aktif dari pemerintah BUMN dan perusahan swasta sangat diperlukan. Baik berbentuk bantuan permodalan, sarana alat-alat produksi, hingga pembinaan dalam hal pemasaran serta packing produk–sangat diperlukan .
“Semoga ke depan akan semakin banyak UMKM-UMKM yang dapat memperkokoh ekonomi bangsa,” harapnya.
Budi Utama juga mengapresiasi sepasang figur teratas di Kabupaten Lahat; Bupati dan istri. Menurutnya, Cik Ujang dan Lidyawati merupakan pasangan pemimpin ideal yang sangat peduli dalam pengembangan UMKM.
“Bapak Bupati Lahat Cik Ujang dan Ibu Lidyawati selaku Ketua TP PKK Kabupaten Lahat sangat konsen dan perhatian dalam pengembangan UMKM yang ada di Kabupaten Lahat. Hal ini dilakukan dalam bentuk pembinaan melalui Pokja-Pokja PKK yang membidangi. Turut serta mengajak para UMKM dan produknya pada event-event pameran, baik lokal maupun regional guna mempromosikan potensi-potensi budaya daerah dan produk-produk UMKM Kabupaten Lahat,” ucapnya.
“Kami baru menekuni usaha ini tentu banyak kekurangan. Untuk itulah kami bergabung di Dewan Kopi Kabupaten Lahat untuk berbagi pengalaman. Saling berbagi bahan baku biji kopi dan tekhnik-tekhnik pengolahan biji kopi,” tandasnya mengakhiri perbincangan.
Sukses selalu, Pak! Semoga UMKM di Lahat semakin diberdayakan. Sehingga dapat melahirkan produk berkualitas dan menyamai Virus Corona. Lah, enggak nyambung, ya? Maksud mimin, sama kayak Corona yang sangat populer dan menyebar ke mana-mana, bahkan lintas negara. Sama kayak Corona yang masuk berita dan masuk tipi tiap hari. Gitu. Bukan bagian yang bikin mati.
Nah, gaes. Bagi yang masih penasaran mau pun yang sudah berminat memesan Kopi Bubuk Al Barokah Lahat Selatan, dapat menghubungi ke nomor telpon/WA: 0821-7815-4863 (Budi Utama).
Mimin Bianglala