wartabianglala.com – Harus diakui, Pandemi Covid-19 sangat berimbas pada sektor ekonomi. Termasuk yang dialami Rizki Govindo. Remaja lulusan DII Pertambangan asal Kelurahan Pasar Bawah, yang semasa pandemi musti kesulitan mendapatkan pekerjaan. Meski, hanya sekadar kerja serabutan di sebuah proyek bangunan.
Berlabel sebagai pengangguran, Rizki menolak terseret arus kaum rebahan. Jiwa kreatif dan sikap oportunis yang mengaliri darahnya, membuat Rizki tetap berkarya dan melakukan percobaan membuka peluang usaha. Kini, dari tangan dinginnya telah lahir karya kreatif unik, berupa aneka pot bunga menarik, elegan, dan cantik.
Semua berawal dari pengamatan di tengah tingginya animo masyarakat dalam budi daya tanaman hias. Trend masayarakat dari aneka tanaman keladi hingga beragam jenis bonsai, membuat Rizki melihat celah untuk mendedikasikan karyanya.
“Saya percaya, paras jelita akan semakin memesona jika ditunjang pakaian yang indah. Hunian meski tanpa kemewahan, jika dipoles dengan menawan, maka akan terlihat sangat elegan. Begitu juga dengan tanaman. Akan terlihat lebih cantik jika hidup di wadah yang menarik,” ujar Rizki saat dibincangi di markasnya dalam berkarya–Gang Putra, Kelurahan Pasar Bawah.
Filosofi Rizki akan sebuah tanaman, melahirkan pemikiran anti mainstream dalam mencipta pot kembang yang berbeda dari sebiasanya pot kembang; memadukan unsur ukiran dan warna yang elok dipandang.
Rizki menamai karyanya sebagai Pot Kembang Daur Ulang. Selain karena bahannya menggunakan semen dan besi, juga memanfaatkan bahan bekas seperti serbet, lap, dan pakaian yang sudah tidak terpakai lagi.
Awalnya, Rizki mengenalkan karyanya lewat akun Facebook. Dari sanalah, kemudian banyak warganet bertanya secara detail terkait bahan, penawaran, hingga berujung banjirnya orderan. Belum lagi para tetangga yang mulai menjadikan karyanya sebagai buah bibir pujian, hingga turut mempromosikan.
Setelah hampir sebulan lebih membuat pot kembang, kini Rizki sudah menyediakan lebih dari 30 buah pot kembang dengan berbagai ukiran dan ukuran. Pekerjaan yang kini mulai ditekuni dan diseriusi Rizki, turut melibatkan teman-temannya yang juga tidak memiliki kerja. Setidaknya ada 2 – 3 orang temannya yang turut membantu setiap hari; mulai dari mengambil pasir di Sungai Lematang hingga memroses terciptanya pot kembang.
Terkait harga, Rizki menyatakan variatif. Tergantung ukuran dan motif ukiran.
“Bicara seni ukir tentu saja bicara tingkat kesulitan. Jadi pot kembang karya kita ini dibandrol dengan harga dari 35.000 rupiah sampai dengan 250.000 rupiah. Tergantung motif dan ukuran,” ungkapnya.
Kini, buah karya Rizki dan kawan-kawan sudah melayani banyak pesanan. Karya mereka telah beredar di berbagai daerah di Kabupaten Lahat.
“Sampai sejauh ini sudah dipesan pencinta tanaman dari Kelurahan Pasar Bawah, Perumnas Kapling, bahkan sampai ke Desa Jati,” kata Rizki.
Di akhir perbincangan, Rizki berharap karyanya ini dapat diperhatikan oleh para investor dan para pengembang usaha kecil.
“Kita berharap mendapat perhatian khusus, seperti bantuan permodalan. Agar dapat mengembangkan karya dan usaha kami ke jenjang lebih besar lagi,” tandasnya.
Pada kesempatan ini, Rizki juga menawarkan Bonsai Bambu yang dibandrol dengan harga 300.000,- rupiah.
Untuk konsultasi dan pemesanan bisa menghubungi nomor telpon dan WA Rizki di 0895-3650-32768.
(Aan Kunchay)