Oleh : Chichi Permata
Bukankah semua wanita adalah kartini?
Saat mengilas riwayat RA. Kartini dalam memperjuangakan emansipasi wanita, tentunya sebagai perempuan akan berdecak kagum. Masa dahulu, mindset akan sosok wanita hanya tentang ranjang dan dapur; jauh dari keniscayaan sosok wanita yang berprofesi, berkarier, dan berpendidikan tinggi. Namun, tidak demikian bagi seorang wanita berwajah manis bernama Kartini. Ia mendobrak pemikiran pemikiran sempit tentang semua itu.
Seiring perjalanan waktu, dekade demi dekade, sejarah pun telah mencatat segala pemikiran Kartini. Dari itu, masihkah kita berpikiran sempit? Masih adakah kepicikan pemikiran tentang kedudukan wanita?
Memang, wanita tidak diperkenankan menduduki peran sebagai imam dalam rumah tangga. Namun, bukan berarti wanita hanya berdiam diri saja tanpa ilmu pengetahun. Hendaknya kodrat wanita, baik sebagai istri, maupun ibu bagi anak-anak selaras dengan intelektualitas diri. Ketahuilah, wanita yang cerdas akan melahirkan generasi yang cerdas pula.
Jadi, mari kita menjadi wanita masa kini yang mampu menyeimbangkan kodratnya sebagai wanita dan sebagai manusia yang berilmu dan berakal budi, sebagaimana Kartini sebagai tauladan, bukan sekadar ucapan selamat setiap tanggal 21 April.
Kita semua adalah Kartini. Kartininya Indonesia. Jangan pernah menyerah meskipun dihadapkan dengan berbagai persoalan. Namun, tetaplah menjadi wanjadi wanita yang bersahaja dan tahu posisinya sebagai makmum dalam rumah tangga.
Mewakili Calon Guru Penggerak, Saya Ucapkan Selamat Hari Kartini.
Lahat, 21 April 2021