wartabianglala.com – Kerinduan para siswa khususnya pelajar SD dan SMP di Kabupaten Lahat terhadap sekolah, guru, dan teman-teman sekolahnya akan segera terobati. Pasalnya, tidak lama lagi belajar secara tatap muka akan kembali diterapkan.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat, Drs. Suhirdin, belajar secara tatap muka akan dilangsungkan seusai pemberlakuan PPKM di Kabupaten Lahat. Namun, ada syarat-syarat atau prosedur yang musti dipenuhi setiap sekolah agar proses belajar dapat berjalan lancar dan terhindar dari wabah Covid-19.
“Untuk SD dan SMP akan segera diberlakukan sekolah tatap muka usai masa PPKM. Syaratnya, kecamatan atau kelurahan atau desa tempat sekolah tersebut tidak berada dalam zona merah. Jikalau dalam zona merah maka sekolah tetap dilakukan daring hingga status zona covid-19 di wilayah tersebut berubah. Selain itu, siswa juga ada rotasi dalam belajar tatap muka, dibagi 2, per 50% jumlah siswa keseluruhan,” ujar Suhirdin saat dijumpai di ruangannya. Rabu (04/08/2021).
Ditambahkan Suhirdin, saat ini beberapa sekolah juga telah melakukan simulasi terlebih dahulu, sebelum belajar tatap muka ini dimulai. Hal ini bertujuan agar wali siswa dan siswa menerapkan protokoler kesehatan secara ketat selama proses belajar tatap muka berjalan.
“Tahapannya, dilakukan rapat pembentukan satgas penanggulangan Covid-19 sekolah melalui rapat antar guru dan karyawan sekolah. Kemudian rapat kesepakatan antara pihak sekolah dan wali siswa. Setelah tahapan itu dilalui, maka pihak sekolah melakukan penyemprotan disinfektan di areal sekolah dan ruang belajar. Selain itu, sekolah juga menyiapkan perangkat protokoler kesehatan seperti face shield, masker, handsanitizer, sarung tangan, dan memastikan kelancaran tempat cuci tangan,” lanjutnya.
Selain pihak sekolah, peranan orang tua di rumah menjelang keberangkatan siswa ke sekolah juga penting. Dalam hal ini, para wali siswa menyiapkan alat prokes dan dimasukkan ke tas siswa.
“Kemudian saat proses belajar tatap muka dimulai, sebelum berangkat ke sekolah, dari rumah para wali siswa membantu anak-anak untuk menyiapkan face shield, masker, lap pribadi, dan tisu. Saat mengantar anak sekolah juga ada batas antar dan batas tunggu bagi wali siswa. Sebelumnya, guru dan karyawan sekolah sudah datang lebih awal dan melakukan cek kesehatan,” ucap Suhirdin.
Suhirdin juga menyampaikan terkait penerapan protokoler kesehatan bagi siswa selama proses belajar berlangsung.
“Pastinya saat datang kita cek dulu suhu tubuh siswa. Jika suhu tubuh mencapai 37,5 derajat maka siswa tersebut akan memgikuti pelajaran secara daring. Sementara untuk siswa yang bersuhu tubuh normal langsung mencuci tangan, mengantri di depan kelas dengan menjaga jarak, kemudian masuk kelas secara bergantian usai diberi handsanitizer oleh guru. Tata duduk juga sudah diatur oleh sekolah dengan jarak sesuai protokoler kesehatan,” imbuhnya.
Sebagai penutup, Suhirdin juga menyampaikan mekanisme kepulangan siswa seusai belajar di sekolah. Dalam situasi ini, tidak luput dari penerapan protokoler kesehatan.
“Seusai belajar, tetap tidak ada istilah kerumunan. Anak-anak mengelap meja mereka yang sudah disemprot disinfektan oleh guru, kemudian keluar kelas secara tertib, selanjutnya mencuci tangan dan pulang bersama orang tua yang langsung memjemput,” pungkasnya.
(Aan Kunchay)