Pendistribusian peran kecil kita terhadap penuntasan terhadap kondisi dan situasi yang membutuhkan adalah momen kecil sebagai peran kepahlawanan. Peran kecil atau besar, pahlawan tetaplah pahlawan
–Hefra Lahaldi–
wartabianglala.com – Kembali bangsa ini mencukupi syarat untuk menjadi bangsa yang besar. Yaitu, mampu menghargai jasa para pahlawan yang telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa dan negara. Setidaknya tahun ini ada empat tokoh yang diangkat sebagai pahwalan nasional melalui keputusan presiden republik Indonesia.
Pendistribusian potensi dalam diri seseorang secara optimal menjadi keunggulan untuk menjadi pahlawan.
Setiap orang bisa terus berjuang. Tetapi, terkadang belum memenuhi syarat untuk menjadi pahlawan. Peran kepahlawanan adalah semua potensi yang telah matang ada pada diri seseorang bertemu dengan pematangan kondisi keadaan diluar yang membutuhkan penuntasan dari peran tersebut.
Penuntasan terhadap tuntutan kondisi diluar diri kita itulah membuat kita dinilai atau dicatat sebagai pahlawan. Disinilah keunggulan orang yang selalu terus berjuang, kemudian potensinya mampu menuntaskan pekerjaan-pekerjaanya pada kondisi yang rumit, susah dan penuh tekanan. Sendiri maupun secara kolektif.
Penuntasan pekerjaan itu menjadi momentum sebagai prasasti nilai kepahlawanan seseorang.
Kita meyakini bahwa, tidak ada orang mempunyai kompetensi yang kompleks. Mesti ada kompetensi yang menjadi pusat unggulnya. Yang terus digali dan diasah sehingga menjadi ledakan besar dalam situasi dan kondisi menjadi momentum kepahlawanannya.
Soekarno tidak diragukan lagi potensi dirinya sebagai orator besar. Namun, dalam hal penulisan tentu saja diakuinya bahwa kompetensi unggul itu adalah milik Mohammad Hatta. Dari kolektifitas keunggulan kedua pahlawan besar ini lah bangsa ini memproklamirkan kemerdekaannya. Agus Salim tentu lain lagi. Analogi dan diplomasi menjadi keunggulan yang tidak diragukan lagi sebagai potensi besar dalam dirinya.
Proses penggalian keunggulan kompetensi masing-masing peran tersebut tentu saja membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ya ,, mereka orang-orang yang sangat gemar membaca. Justru, daya baca mereka menjadi model skala kecil untuk menghampiri potensi yang paling unggul dalam diri mereka.
Oleh karena itu. Peran kepahlawanan bangsa ini adalah kolektifitas dari pusat-pusat keunggulan masing-masing individu. Ulama, santri, pengajar, militer, bahkan insan perfilman dan sebagainya. Mereka menjadi ulung pada bidangnya masing-masing.
Keunggulan orator bung Karno menjadi ledakan peran kepahlawanannya. Pematangan dalam dirinya bertemu dengan kondisi dan situasi yang pada masa itu memang membutuhkan suatu semangat yang menggelora. Genrenya pas, orasinya pas.
Momen hari pahlawan adalah momentum bagi kita untuk terus menggali potensi dalam diri kita. Mengeksplorasi semua keunggulan. Ketika situasi dan kondisi membutuhkan kesemua ledakan potensi unggul itu. Maka, penuntasannya menjadi momen kita sebagai pahlawan berikutnya.
Selamat Hari Pahlawan!
Hefra Lahaldi, Lahat 10 November 2021.