wartabianglala.com – Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui E-Waroeng kembali dikeluhkan masyarakat selaku Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Banyak KPM merasa dicurangi oleh salah satu toko di Kota Lahat sebagai pihak penyalur BPNT. Warga menilai harga paket sembako tidak sebanding dengan angka Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari pemerintah pusat yang sebesar Rp. 200 ribu perbulan.
Warga yang mendapatkan bantuan dan mengambil ke toko sembako, hanya bisa pasrah dan mengeluh ketika sesampai di rumahnya. Jumlah bantuan yang diterimanya untuk dua bulan hanya beras 10 KG sebanyak 3 kantong, minyak 2 liter senilai Rp 19 ribu, gula 1 kg seharga Rp 14 ribu, dan gandum 1kg.
“Kalau bantuan dua bulan saya ambil di Toko Penyalur BRİ-Link berada di Kelurahan Pasar Lama, Kota Lahat. Di sana saya hanya mendapatkan 30 KG beras, gula 1 KG, minyak 2 liter, dan gandum 1kg,” keluh MT salah satu warga Lahat penerima BPNT tersebut, Kamis (30/12/21).
Tempat belanja beda-beda, setiap kecamatan harganya bervariasi
Kabid Linjamsos H. Firmansyah melalui Kasi Bansos Linda Kurniati didampingi H. Osi Irawati selaku Kasi Data dan koordinator BPNT Lahat Reka Merli mengaku sampai sejauh ini belum ada KPM yang datang langsung memberikan nama dan alamat E-Waroeng yang dianggap curang.
“Sampai sejauh ini masih katanya saja dan belum ada keluhan langsung yang datang langsung ke kita. Untuk diketahui juga harga untuk setiap tempat belanja bahan bantuan tersebut berbeda-beda atau bervariasi. Kami juga sudah menekankan terkait aturan bahwa harga barang tidak boleh melebihi HET,” jelasnya.
Namun pernyataan tersebut rasanya sulit terlaksana, pasalnya warga penerima bantuan BPNT tidak berani melaporkan secara langsung ke koordinator BPNT maupun ke Dinas Sosial karena takut akan di coret dari daftar PKM mereka beranggapan jika melaporkan akan dicoret.
“Kami takut melapor, nanti kami takut dicoret dari daftar penerima bantuan,” jelas salah seorang penerima bantuan.
Terpisah, Kepala Bank BRİ Cabang Lahat, Pradia Baradi, S.E mengatakan pihaknya saat ini masih menelusuri agen yang terindikasi melakukan kecurangan serta akan menindak lankuti permasalahan ini.
“Kami sedang menelusuri agen-agen yang dimaksud, nanti akan kita tindak lanjuti,” jawabnya singkat.
Menyikapi hal ini, anggota Komisi IV DPRD Lahat, Nopran Marjani mengatakan sudah mengetahui permasalahan ini. Menurutnya, selaku anggota komisi IV, ia akan mengambil langkah terkait hal ini.
“Kami selaku anggota DPRD sudah mendapat laporan tentang keluhan masyarakat ini. Dalam waktu dekat kita akan sampaikan ke pimpinan untuk kemudian memanggil pihak-pihak terkait dalam permasalahan ini. Jangan sampai ada pihak-pihak yang merasa dirugikan,” ujar Nopran Marjani saat dihubungi melalui kontak selullernya.
(Aan Kunchay)