wartabianglala.com, Lahat – Meski belum genap bergabung 1 (satu) tahun atau dengan usia polis 10 bulan, Agus Sugiarto, penderita stroke yang tinggal di Kelurahan Talang Jawa Utara tetap mendapatkan claim asuransi dari Allianz. Agus Sugiarto menerima pembayaran claim sakit kritis sebesar Rp. 150.017.602,- dari premi 350.000,-/bulan.
Penyerahan claim secara simbolis dilangsungkan di Kediaman Agus Sugiarto dengan dihadiri tim KPM Allianz Pagaralam. Sementara untuk pembayaran tunai sudah dilakukan Allianz melalui rekening penerima manfaat. Senin (10/01/2022).
Sri Marlina selaku keluarga penerima manfaat atau istri dari nasabah Agus Sugiarto sangat bersyukur dan berterima kasih atas pembayaran claim Allianz yang dinilainya sangat tidak bertele-tele.
“Kami sangat berterima kasih sekali atas pembayaran claim dari Allianz. Ini sangat membantu sekali untuk bapak berobat dan bermanfaat untuk keuangan keluarga. Terima kasih juga karena proses pencairannya yang mudah,” ungkapnya.
Sementara itu, Siwi Lestiati, selaku agen dari keluarga penerima manfaat Agus Sugiarto mengatakan pencairan claim yang terjadi hari ini tidak lepas juga dari pihak penerima yang bersikap kooperatif.
“Kita bangga dengan nasabah kita yang dapat kooperatif dan bekerja sama dengan baik. Apa-apa yang diminta oleh Allianz sebagai persyaratan mereka penuhi. Kemudian proses pencairan berjalan lancar sesuai dengan aturan kepada penerima yang usia polis di bawah satu tahun,” ujarnya.
Leader KPM Allianz Pagaralam MDIT Kho Emilia yang turut hadir di kediaman penerima manfaat, menyatakan bahwa pembayaran claim hari ini membuktikan bahwa Allianz bersungguh-sungguh dalam pembayaran claim.
“Dari itu kami menganjurkan kepada masyarakat, namanya kita hidup pasti ada resiko. Dan resiko kita hidup harus kita lindungi melalui asuransi. Asuransi nomor satu di dunia dan Indonesia adalah Allianz. Kenapa harus ragu-ragu. Sudah begitu banyak bukti-bukti yang kami berikan. Tunggu apalagi, jangan menunda. Karena dengan penundaan itu ada harga yang harus kita bayar. Kami sebagai life changer selalu sabar menunggu bapak-ibu untuk bergabung, tetapi yang kami takutkan adalah resiko itu sendiri tidak sabar untuk datang,” tutur perempuan yang biasa disapa Ceh Mimi ini.
(Aan Kunchay)