wartabianglala.com – Rasa haru dan bangga tentu saja akan tersemat di dada kita semua tatkala menyaksikan para tunas bangsa berusia dini dengan semangat belajar tinggi di sekolah mereka. Itu pula yang kami rasakan saat menyaksikan keceriaan 25 anak-anak usia dini yang belajar di TK/PAUD Bunga Teratai. Dengan penuh rasa sabar dan telaten para tenaga pendidik menumbuhkan kegembiraan dan mengajarkan sifat-sifat kesantunan pada siswa-siswi mereka.
Hal yang lebih menghanyutkan perasaan, di tengah minimnya pemasukan sekolah dan rendahnya upah para pendidik di sini, TK/PAUD Bunga Teratai malah banyak menggratiskan biaya ke banyak anak didiknya.
“Di sini banyak anak-anak yatim piatu atau yatim. Anak-anak dengan kondisi seperti itu, tidak kami pungut biaya atau kami gratiskan saja,” ucap salah satu pengajar tetap dengan senyum tabahnya.
Namun, di balik keceriaan yang kami saksikan, ada kesedihan mendalam yang kami dapati saat mendengarkan cerita dari pihak TK/PAUD Bunga Teratai Kelurahan Kota Jaya yang membuat terhenyak. Pasalnya, mereka masih mendiami bangunan sempit dengan menyewa per-bulan. Padahal, di Kelurahan Kota Jaya sudah dibangun Gedung TK/PAUD dengan menggunakan anggaran dana kelurahan.
Pihak TK/PAUD Bunga Teratai bagai terkena PHP. Bagaimana tidak, sebelumnya mereka sudah mengusulkan bangunan atas dasar program 1 PAUD 1 Desa/Kelurahan. Bahkan usulan mereka telah memenuhi syarat dengan mendapatkan sebuah lahan hibah dan telah disetujui oleh pihak kelurahan dan kecamatan.
Sebaliknya, tanda tanya besar timbul saat lahan yang mereka usulkan dan disetujui secara tiba-tiba dialihkan di lokasi berbeda. Malahan, saat pembangunan Gedung TK/PAUD baru yang mereka harapkan telah terealisasi, malah dihuni atau digunakan oleh TK/PAUD baru bernama PAUD Santri Al-Quran yang sebelumnya merupakan TPQ yang belajar di Masjid yang terletak di Kelurahan Kota Jaya.
“Itulah yang membuat kami sedih. Seperti di-PHP. Awalnya kami sudah mencium gelagat tidak enak saat lahan yang sudah kami siapkan dan telah disetujui dengan tanda tangan oleh 5 RT, disetujui pihak kelurahan, dan bahkan sudah sampai ke pihak kecamatan, malah secara tiba-tiba dialihkan ke lokasi lain atas usulan beberapa oknum yang semestinya tidak berwenang,” ungkap Amanah selaku pendiri dan pengelola TK/PAUD Bunga Teratai.
Amanah yang mendirikan TK/PAUD Bunga Teratai sejak tahun 2015, telah banyak mengorbankan waktu bahkan materi. Bahkan, saat perbaikan gedung yang kini ditempatinya, ia bahkan rela mengeluarkan biaya dari kocek pribadinya.
“Alhamdulillah TK/PAUD Bunga Teratai, atas perjuangan keras telah terakreditasi. Walau masih dengan segala keterbatasan seperti saat ini, kami bersama para pengajar tetap bertekad memberikan yang terbaik dan sepenuh hati untuk anak didik kami. Hanya saja, selalu mengganjal di hati kami sekarang ini, mengapa gedung baru itu beralih penghuni?” ucap perempuan yang biasa disapa Anah ini.
Untuk mengetahui lebih dalam atas kejadian tersebut, kami menemui Lurah Kota Jaya, Reno Arif Wibowo di ruang kerjanya.
“Kami di sini, selaku pihak kelurahan sekadar memfasilitasi dengan membangunkan gedung tersebut. Selanjutnya kami menunggu surat penunjukan dari pihak Disdikbud tentang siapa yang pantas untuk menempati sekolah tersebut,” ujar Reno dengan senyum penuh arti. Bahkan Pak Lurah satu ini menyempatkan untuk menyambangi TK/PAUD Bunga Teratai dan menyaksikan anak-anak belajar.
Tidak sampai di situ, kami pun bergegas menyambangi Disdikbud Lahat dan menemui Kabid PAUD/TK, Jusman. Ia mengatakan sebaliknya, bahwa yang berwenang sepenuhnya untuk menentukan adalah pihak kelurahan.
“Kami dari pihak Disdikbud hanya sebatas memberikan surat rekomendasi, selebihnya yang berhak menentukan siapa yang akan menempati adalah pihak kelurahan,” ungkap Jusman.
Dengan jawaban dari pihak-pihak tersebut, maka tentu saja menimbulkan pertanyaan lebih besar. Ada apa di balik Gedung TK/PAUD Kelurahan Kota Jaya.
(Aan Kunchay)