wartabianglala.com, Lahat – Sebetulnya terkait pemberitaan dari berbagai media tentang mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi di Desa Geramat, Kecamatan Mulak Ulu, Lahat sudah menyebar. Sebetulnya sudah hampir dua minggu dan pihak Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Mulak Ulu, Hermansyah sudah melaporkan langsung ke Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Lahat, Eti Listiana SP MM melalui Kabid peternakan dan kesehatan hewan (Keswan) drh Astin Tri Saputra. Sehari setelah laporan masyarakat setempat, demikian dijelaskan Hermansyah pada awak media, Kamis (2/6/2022).
“Setelah mendapatkan laporan dari warga setempat, yakni warga Desa Geramat, kami langsung melaporkan ke Dinas TPHP bidang Peternkan dan Keswan, esoknnya langsung ke lapangan untuk mengambil sampel 6 ekor sapi yang memiliki ciri sama dengan gejala PMK,” kata Hermansyah.
Setelah itu dari Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Keswan), Dinas TPHP Lahat yang dipimpin Kabidnya Drh Astin Tri Saputra langsung ke lapangan dan mengambil sampel darah ketika itu. Hasilnya baru di dapat Selasa (31/5/2022) untuk 6 sapi yang pertama yakni 4 sapi positif PMK dan 2 negatif. Lalu Langkah-langkah yang ditempuh setelah ada lagi laporan 46 ternak yang diduga suspect PMK atau juga dikenal dengan penyakit foot and mouth disease ini.
“Kami langsung memberikan suntikan dan vitamin pada hewan yang diduga, suspect tadi, lalu memberikan penanganan dan pengawasan supaya hewan tersebut tidak keluar dari wilayah zonasi. Diberikan suplemen tambahan, dan membersihkan kandang dan lingkungan dengan desinfekatan,” jelas drh Astin.
Karena masa inkubasi sekitar 14 hari, dan fase pemulihan maka untuk melewati masa itu. Hewan diberikan minuman herbal tambahan yang diracik oleh masyarakat, seperti gula merah, madu, telur ayam kampung, kunyit dan temulawak, terbukti sedikit membantu sebab kesulitan bagi sapi untuk makan rumput, untuk memperbaiki kondisi tubuh selain dipantau makan diberikan suplemen herbal ini.
“Saat ini sudah tinggal pemulihan sebetulnya di wilayah Desa Geramat, hanya saja, ternak dari area Lahat jangan dulu dijual keluar,” ungkap Astin.
Ditambahkannya, PMK bukan penyakit zoonosis atau tidak ditularkan ke manusia, daging dan susu. Hewan yang ditularkan antara lain sapi, kerbau, kambing dan domba yang harus diwaspadai. Kamis (2/6/2022) mereka juga sudah inpeksi ke lapangan dari laporan warga Desa Endikat Ilir, Gumay Talang dan Desa Karang Anyar, Kota Lahat.
“Sebetulnya asal usul sapi dari Geramat, Endikat Ilir dan Karang Anyar sama yakni dibeli dari luar yakni dari Musi Rawas, dan karena diletakkan di satu kandang, akhirnya menular ke sapi lainnya,” paparnya.
Pihak Dinas TPHP sebetulnya sudah sejak dikeluarkannya pengumuman dari Presiden Joko Widodo pada awal Mei 2022, untuk waspada pada PMK pada ternak ini sudah melakukan beberapa upaya menyebarkan himbauan dan pemantauan sejak dini. Namun luasnya wilayah Kabupaten Lahat dengan 24 kecamatan dan 14 BPP, masih saja terjadi. Apalagi dekatnya wilayah Lubuk Linggau, Musi Rawas dan Ogan Komering Ilir yang mendapat kasus pertama di 18 Mei lalu, saat ini Lahat harus waspada meskipun Langkah prefentif sudah dilakukan semaksimal mungkin, pungkasnya.
(Amrita RH Terang)