Dianggap Kangkangi AD/ART Partai.
Muara Enim – Puluhan militan Pengurus DPD Partai Golkar Muara Enim lakukan aksi Damai, dalam rangka menolak komposisi pengurus DPD Partai Golkar Muara Enim terhadap SK No : SKEP 146/DPD/GOLKAR-SUMSEL/IX/2022 yang dinilai cacat hukum, aksi dilakukan di Halaman Kantor DPD Partai Golkar Muara Enim.
Tak hanya itu, para Kader yang melakukan aksi juga melakukan penyegelan kantor DPD Partai Golkar Muara Enim. Pasalnya, dalam kepengurusan DPD Golkar Muara Enim hasil Musdalub dinilai telah mengkangkangi AD/ART Partai Golkar hasil Munas. Rabu (21/9).
Diketahui, aksi Damai, dikomandoi langsung dari Pengurus Harian DPD Partai Golkar Muara Enim Ahmad Solihin, Dani CS dan turut disaksikan salah satu anggota DPRD Muara Enim dari Fraksi Golkar Yusran.
Aksi diawali dengan menempelkan enam lembar kertas karton berisikan tulisan diantaranya Kami tidak mengakui Hadiono sebagai Ketua, Kami minta DPP Golkar pecat Ketua DPD Golkar Sumsel Bobby Rizaldi, Golkar Muara Enim minta Musdalub ulang, Hadiono tidak amanah dan ingkar janji, yang langsung dilakukan orasi dan pembakaran ban bekas mobil dan terakhir merantai dan mengembok pintu keluar masuk ke Kantor DPD Golkar Muara Enim.
Mantan Sekretaris DPD Golkar Muara Enim Dani Efendi SE, bahwa dirinya bersama keder Golkar lainnya menolak keras susunan kepengurusan DPD Partai Golkar. Soalnya, dalam penyusunan kepengurusan DPD Partai Golkar yang baru para kader senior tidak dilibatkan dalam tim formatur yang telah disepakati bersama sehingga banyak yang menyalahi AD/ART dan terkesan arogan.
Seperti contoh, untuk pengisian sekretaris sesuai kriteria dan syarat dalam AD/ART Partai Golkar jelas minimal harus lima tahun mengabdi di Partai Golkar secara terus menerus. Namun pada kepengurusan yang baru ternyata oknum tersebut dua tahun bergabung dengan Partai Golkar yang tentu belum memahami betul organisasi didalam tubuh Golkar, ini malah dijadikan sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar Muara Enim. Dan perlu diketahui, penolakan ini bukan hanya dari pengurus harian DPD Partai Golkar Muara Enim saja, tetapi juga dari kepengurusan partai Golkar di 13 kecamatan dari 22 kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim.
Itu belum ditambah tiga organisasi sayap Golkar yang juga menolak sehingga total yang menolak ada 16 kepengurusan.
“Ada bukti dokumen penolakan dari 13 kecamatan diatas materai Rp 10 ribu. Ditambah lagi tiga organisasi sayap yang menolak komposisi untuk sekretaris dan sudah disampaikan ke DPD Golkar Sumsel,” Jelas Deni.
Hal Senada juga disampaikan Solihin, dirinya menjelaskan, Aksi ini adalah sebagai bentuk ketidak puasan atas hasil Musdalub pada tanggal 16 September lalu. Karena setelah ditetapkan sebagai ketua terpilih, saudara Hadiono tidak amanah dan aspiratif sebab yang bersangkutan tidak mengindahkan AD/ART Partai Golkar. Padahal AD/ART itu adalah panglima tertinggi dalam partai. Namun AD/ART tersebut tidak di indahkan. Oleh karena itu Kami tidak mengakui saudara Hadiono sebagai Ketua partai Golkar Muara Enim, ”
Maka dari itu, dirinya bersama kader lainnya meminta Ketua DPD Golkar Sumsel Bobby Rizaldi dan Ketua Umum Airlangga Hartarto untuk mengevaluasi dan memecat saudara Hadiono, karena dinilai sudah memalukan Partai Golkar dan memecah belah kader Partai Golkar serta mengangkangi AD/ART Partai Golkar dalam pengisian komposisi kepengurusan DPD Partai Golkar Kabupaten Muara Enim hasil dari Musdalub.
“Apabila tuntutan kami tidak di indahkan oleh Ketua DPD Golkar Provinsi, artinya secara tidak langsung saudara Bobby sendiri yang memecah belah kader Golkar Muara Enim. Oleh karena itu, kami minta Ketua DPP Golkar Airlangga Hartarto juga harus mengevaluasi saudara Bobby bila perlu di pecat.
Jika memang tidak di indahkan (Oleh DPD dan DPP, red) kami kader-kader Partai Golkar Kabupaten Muara Enim akan mendukung memasang baleho Anies Baswedan sebelah kiri dan memasang baleho Ganjar Pranowo sebelah kanan gedung Golkar karena kami tidak percaya lagi dengan Ketua Umum,” tegas Solihin.
Sementara itu, Yusran Efendi anggota DPRD Kabupaten Muara Enim dari Fraksi Golkar, mengatakan anggota Fraksi Golkar sangat respon apa yang suarakan dari kader-kader Golkar. Ada beberapa tuntutan teman-teman kader, salah satunya diminta anulir masalah kepengurusan karena tidak sesusai dengan AD/ART dan Juklak Partai Golkar.
“Insya Allah dalam permasalahan ini saya akan langsung menyampaikan kepada ketua terpilih pak Hadiono supaya menganulir dan menyerap aspirasi kawan-kawan kader Golkar untuk menganalisa ulang kepengurusan Partai Golkar seusai juklak, juknis AD/ART Partai Golkar,” ujarnya.
Ditempat terpisah, H Adriansyah yang juga salah satu Kader Golkar Muara Enim ketika dibincangi awak media mengatakan dirinya sepakat dengan aksi yang dilakukan para Kader, dimana menurut nya aksi tersebut membawa marwah Partai sesuai aturan AD ART hasil Munas.
Pada aksi tersebut saya juga menolak, Arti nya hadiono tidak mampu melakukan komunikasi komunikasi politik kepada para kader, ya bagaimana mana mau melakukan komunikasi dengan masyarakat sedangkan melakukan komunikasi dengan kader saja dia gagal sehingga terjadi Aksi dan bahkan penyegelan kantor, bearti tujuan hadiono untuk membesarkan partai itu terkesan hanya kiasan saja, ya menurut saya ketika tak mampu, silakan mundur saja, “Ucap H Adriansyah dengan Singkat
Sementara itu, ketika awak media mencoba mengkonfirmasi Ketua Terpilih DPD Partai Golkar Muara Enim Hadiono melalui Via WA nya di nomor 0852-6637-xxx untuk meminta tanggapan terkait aksi yang dilakukan para kader Golkar, sampai saat ini belum ada tanggapan, dikarnakan WA no nya tidak aktif.
(An/Al).