wartabianglala.com, Lahat – Menjelang perayaan hari jadi Kabupaten Lahat ke-154, ratusan massa yang berasal dari gabungan OKP dan menamai diri mereka sebagai Aliansi OKP Bersatu Peduli Lahat, menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Protokol H. Burlian atau tepatnya di depan Gedung DPRD Lahat. Selasa (16/05/2023).
Dalam aksi unjuk rasa ini, massa mencetuskan Rapor Merah bagi kepemimpinan Cahaya, lantaran mereka menilai tidak berhasilnya Cik Ujang dan H. Haryanto selaku bupati dan wakil bupati Lahat dalam menyelesaikan permasalahan dalam hal pengentasan kemiskinan, debu-debu di wilayah area pertambanga batu-bara, banyaknya akses jalan yang rusak, tidak adanya transparansi dana CSR, harga air PAM di Kabupaten Lahat yang termahal di Sumsel, dan sektor pendidikan yang masih jauh dari harapan di masa kepemimpinan mereka.
Perwakilan dari OKP Pemuda Muhammadiyah Lahat, Rahmat Thamrin, mengatakan, penurunan ranking kemiskinan Kabupaten Lahat di Sumsel bukan sebuah patokan tentang sebuah pemberantasan kemiskinan sebuah daerah.
“Keberhasilan dalam pengentasan kemiskinan yang sesungguhnya ialah berkurangnya angka pengangguran dan pemerataan dalam kesejahteraan,” ucapnya.
Terlebih lagi, Rahmat Thamrin mengatakan terkait persoalan janji-janji politik semasa kampanye Cahaya dulu yang tidak terealisasi, salah satunya desa berdaya dengan bantuan 500 Juta s.d 1 Milyar per desa. Apalagi, saat itu Cahaya menggembor-gemborkan petitih ‘Janji Nunggu Kate Betaruh’.
Sementara itu, Ketua Gemapela Sundan Wijaya Bahari menyebut aksi mereka hari ini sengaja memberikan Rapor Merah pada kepemimpinam Bupati Lahat saat ini. Menurutnya, salah satu penyebabnya dalam hal penyelengaraan sistem pendidikan yang melenceng.
“Saat ini sekolah-sekolah di Lahat hanya menempatkan pelajar sebagai objek dari kepentingan kekuasaan yang berdampak pada kualitas mutu pendidikan yang rendah. Selain itu, carut marutnya pemanfaatan sumberdaya alam yang lebih pro terhadap oligarki yang berdampak pada kesewenang-wenangan pengusaha terhadap hak-hak hidup sehat masyarakat sekitar tambang, dipengaruh dengan pengelolaan dana CSR yang syarat dalam kepentingan penguasa,” ungkapnya dengan lugas di hadapan massa dan petugas.
Senada, Syaikh M. Amirullah Ketua Sapma Lahat menyuarakan, jika abainya Pemerintah Kabupaten Lahat terhadap persoalan petani, khususnya yang berkenaan dengan penyaluran pupuk yang tidak tepat sasaran serta harga yang mahal.
“Begitu juga dengan banyaknya pembangunan yang hanya menghambur-hamburkan APBD tanpa mempertimbangkan atas kemanfaatan bagi masyarakat,” terangnya.
Tak hanya itu, Syaikh dengan jelas menambahkan bahwa gerakan mereka tidak ditunggangi oleh pihak manapun, kecuali gerakan hati rakyat.
“Kami para pemuda yang hadir dan bersuara hari ni, adalah murni atas kehendak kami sendiri serta tidak ada perintah dari pihak manapun. Sekali lagi kami tegaskan, bahwa kami menyampaikan aspirasi ini tidak ada muatan kepentingan suapa pun selain panggilan hati. Di sini hadir para Ketua OKP yang ikut aksi, boleh tanya pada mereka,” tegasnya.
Pada kesempatan ini, Bupati dan Wakil Bupati Lahat Cik Ujang dan H. Haryanto menemui langsung massa yang tengah melakukan aksi. Cik Ujang menanggapi bahwa tuntutan dari para pengunjuk rasa hari ini sebagian besar telah direalisasikan.
“Kita sudah bangun jalan di berbagai wilayah kecamatan. Hanya saja ada beberapa yang belum dikerjakan karena berbenturan dengan angkutan perusahaan. Untuk angkutan batu bara mohon dimengerti itu merupakan wewenang pihak provinsi. Nah, kalau debu kita sudah beberapa kali bersurat dan mengajak pihak perusahaan untuk bekerjasama membeli mesin sedot debu, namun tidak ada tanggapan. Namun, kita sudah ingatkan untuk melakukan penyiraman sepanjang jalan di 2 jalur,” ungkap Cik Ujang.
Cik Ujang juga menanggapi terkait program desa berdaya yang menurutnya sudah direalisasikan di masa pemerintahannya ini.
“Itu sudah terealisasi dan boleh dicek atau ditanya ke desa-desa,” tegasnya.