Mengapa banyak siswa menjadi jenuh dan bosan mengikuti proses pembelajaran di kelas? Kalau kita refleksi secara mendalam, ada beberapa kesalahan dalam proses pembelajaran kita selama ini. Pertama, pembelajaran bersifat konvensional; menerangkan, mengerjakan latihan, ulangan sehingga kurang memberi daya tarik siswa. Kedua, bahan pelajaran bersifat abstrak, kadang jauh dari realitas kehidupan siswa sehari-hari. Ketiga, sekolah terjebak dalam kondisi membosankan, ritme pembelajaran hanya itu-itu saja, kurang variatif.
Kadang-kadang kesalahan-kesalahan di atas masih diperparah oleh kesalahan-kesalahan lain. Misalnya: Guru sekadar melakukan transfer ilmu yakni sebagai pengajar, lalu kapan menjadi pendidiknya? Guru kurang mengendalikan proses, biasanya kaget ketika bel berbunyi pertanda jam pembelajaran telah habis, lalu dengan cukup terburu-buru harus pindah kelas, tanpa kesimpulan, tanpa pesan apalagi refleksi yang bermakna.
Proses pembelajaran dalam kelompok berjalan seadanya dan sering kurang terarah/terbimbing. Banyak guru kadang tidak konsisten dengan rencana atau persiapan pembelajarannya sendiri.
Dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka, Guru diharapkan mengelola proses pembelajaran di kelas secara baik dan menarik. Bagaimana pengelolaan proses pembelajaran di kelas yang baik dan menarik?
Pembelajaran yang baik dan menarik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pembelajaran dirancang dengan memperhatikan konteks siswa (Contect Teaching Learning).
2. Partisipasi aktif siswa menjadi syarat mutlak terjadinya kegiatan belajar.
3. Adanya tumpuan (scaffolding) sehingga pembelajaran menjadi lebih baik, misalnya: guru telah membuat desain pembelajaran, persiapan yang matang, pakai alat bantu, alat peraga, animasi, gambar, dan sebagainya. Guru mampu memanfaatkan aspek-aspek di luar kognitif: rasa senang, tertarik, ada alunan musik, nyanyi, gerak tubuh, dan sebagainya.
4. Guru mempersiapkan peta konsep dan alur pembelajaran sehingga ada prioritas kegiatan yakni misalnya bahan esensial, bahan tambahan dan bahan selingan.
Hasil Belajar Ditentukan Oleh Kegiatan Belajar
Dalam implementasi kurikulum merdeka, kegiatan belajar hampir mirip dengan kegiatan olah raga. Kesuksesan atlet (hasil) sangat tergantung oleh latihannya. Kalau ia ingin menjadi pemain bulutangkis yang handal ia harus melakukan kegiatan latihan bulutangkis dengan tekun. Demikian juga proses belajar, jika setiap hari kegiatannya menghafal maka hasilnya adalah pengetahuan ingatan (memori) hafalan. Jika kegiatannya mengamati, mencoba, berdiskusi, berbicara, membuat diagram, membuat grafik maka hasilnya adalah ingatan dan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap perilaku. Kegiatan yang dilakukan/dilatihkan akan menentukan hasilnya.
Dalam kurikulum merdeka diamanatkan bahwa seorang guru harus menyadari jika hasil belajar siswa ditentukan oleh kegiatan belajarnya, maka strategi yang perlu ditempuh oleh guru adalah memaksimalkan kegiatan belajar siswa. Apa yang perlu ditempuh oleh guru adalah memaksimalkan kegiatan belajar siswa.
Penulis:
Aida Salsabila Aulia (Mahasiswi PGSD Semester 3 Universitas Negeri Semarang) dan Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. (Dosen PGSD FIPP, Universitas Negeri Semarang)