Muara Enim, wartabianglala.com – Kasus pembakaran hutan dan lahan di Dusun II, Desa Suban Jeriji, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, berhasil diungkap oleh Polsek Rambang Dangku Polres Muara Enim, Tersangka Yanto berhasil ditangkap dan menyita barang bukti terkait kejadian tersebut.
Kobaran api terhenti saat Polsek Rambang Dangku Polres Muara Enim berhasil mengungkap kasus pembakaran hutan dan lahan di Dusun II, Desa Suban Jeriji, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim. Peristiwa itu terjadi pada Jumat, (6/10/2023). Pelaku Yanto (62) ditangkap aparat saat sedang tidur di samping lahan yang terbakar.
Menurut Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi, SH, SIK, MH, petugas patroli sedang melakukan patroli hunting pemilihan kepala desa di Desa Suban Jeriji, ketika melihat ada api yang membakar lahan tumpukan batang karet. Petugas segera merespons dengan upaya pemadaman dan menemukan beberapa barang bukti antara lain botol berwarna merah berisi minyak mentah, botol plastik berlubang, dan tersangka Yanto di rumahnya.
Usai diperiksa, Yanto mengaku menyalakan api menggunakan korek api untuk membakar tumpukan batang pohon karet. Diperkirakan sekitar seperempat hektar lahan terkena dampak kebakaran tersebut.
Pihak berwenang menyita sejumlah barang bukti, antara lain sepotong kayu hangus, korek api Tokai berwarna hijau, botol plastik berlubang bertanda Daira, dan botol TP berwarna merah berisi minyak mentah.
Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi SH SIK MH mengatakan dengan tegas akan menindak para pelaku yang membuka lahan dengan cara membakar menurut Pasal 108 Juncto Pasal 56 ayat (1) UU RI no. 39 tahun 2014 tentang Perkebunan, serta Pasal 187 ayat (1) dan 188 KUHP, tindakan penyebab kebakaran lahan bisa dijerat oleh hukum pidana.
AKBP Andi Supriadi menghimbau industri perkebunan, masyarakat harus bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, yaitu dengan menerapkan teknik pengolahan lahan yang ramah lingkungan.
Pembukaan lahan harus dilakukan secara bertahap dan memperhatikan peraturan serta aturan yang berlaku.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan peran kerjasama antara industri perkebunan, masyarakat, dan pemerintah. Satuan tugas harus dibentuk dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Meskipun demikian, karena pentingnya hal ini, sebagai masyarakat, kita harus mulai sadar akan bahaya tindakan pembukaan lahan dengan cara membakar, dan mulai mempertimbangkan kualitas ramah lingkungan. Dengan demikian, kebakaran hutan dan lahan dapat ditekan dan kita dapat menjaga lingkungan hidup yang lebih baik untuk generasi mendatang.
(Kms).