Lahat, 10 November 2023
Kapada Yth,
Kakanda H. Syaifudin Aswari (Kak Wari)
di
Tempat
Dengan hormat
Salam sejahtera untuk kita semua yang menyertai untaian kata rindu dan cinta dari kami teruntuk Kak Wari dan keluarga..
Kak Wari.., hampir lima tahun sudah berlalu Kak Wari menghilang dari tatapan mata masyarakat Kabupaten Lahat. Ini terjadi setelah Kak Wari menyelesaikan tugas sebagai Bupati Lahat selama dua periode, dan Kak Wari melanjutkan pengabdian pada Masyarakat Sumatera Selatan yang sangat mencintai Kak Wari dengan menjadi Anggota DPRD Provinsi. Selama itu pula kami sebagai Pemuda Kabupaten Lahat merasa sangat kehilangan sosok seorang Pemimpin yang selalu berada di tengah Masyarakat seperti Kak Wari.
Kak Wari.., saya ingat betul kedekatan Kak Wari dengan rakyat saat Kak Wari masih menjabat sebagai Bupati Lahat. Karena saya sebagai seorang jurnalis yang sering kali mengiringi ke mana langkah Kak Wari dalam mengunjungi masyarakat. Kala itu pula tak jarang terdengar oleh telingaku suara ibu-ibu petani, para orang tua dan kaum milenial yang merasa tersentuh oleh tangan lembut sorang pemimpin seperti Kak Wari.
Kedekatan Kak Wari dengan masyarakat yang paling kuingat adalah saat Kak Wari terjun langsung ke sawah menemui ibu-ibu yang sedang bekerja mencari upah, waktu itu Kak Wari beserta rombongan sedang melakukan kunjungan kerja di Desa Muara Cawang Kecamatan Lahat Selatan. Tak segan-segan Kak Wari bersalaman dan memeluk seorang nenek renta yang juga sedang bekerja bermandi keringat.
Tak hanya itu saja Kak Wari, kami sebagai Pemuda Kabupaten Lahat juga merasakan bijaknya kepemimpinan Kak Wari di birokrasi pemerintahan selama Kak Wari jadi Bupati Lahat. Kami merasakan sentuhan tangan lembut disertai cinta kasih hati tulus seorang Kak Wari, dengan memudahkan segala urusan kami di organisasi. Karena di masa Kak Wari menjabat Bupati Lahat periode kedua, saya bersama rekan-rekan sesama jurnalis mendirikan sebuah organisasi PWI.
Waktu itu, keberadaan organisasi kami disambut baik oleh Kak Wari. Kami dilayani setiap kali kami ingin berkomunikasi, kami diberikan fasilitas yang tidak mengikat seperti pinjaman kantor, kendaraan dan juga bantuan dana pemerintah yang membuat puluhan jurnalis di Lahat menjadi tersertifikasi serta profesional.
Kak Wari.., kami masih sangat cinta Kak Wari. Andaikan dibolehkan oleh aturan, sebagai bukti bahwa saya Cinta Kak Wari, kami masyarakat Kabupaten Lahat masih sangat menginginkan Kak Wari kembali memipin Kabupaten Lahat. Kami rindu akan sentuhan tangan Kak Wari dengan hati seperti dulu, kami rindu kesopanan Kak Wari terhadap para pemuda, kami rindu akan santunnya Kak Wari dalam menyapa dan menyayangi para orangtua.
Kak Wari.., kami menyadari bahwa Kak Wari kini bukan hanya jadi milik masyarakat Kabupaten Lahat saja dan sudah menjadi milik semua masyarakat provinsi Sumatera Selatan, karena Kak Wari harus meneruskan pengabdian sebagai Anggota DPRD. Andai Kak Wari masih diperbolehkan lagi menjabat Bupati Lahat, kami sangat menginginkan itu. Namun demikian, Kak Wari. Kami masih mengharapkan Kak Wari tetap hadir di tengah-tengah kami.
Kak Wari…, percaya atau tidak. Namun faktanya tak disadari, saya menulis surat ini sambil meneteskan bening air mata. Maaf Kak Wari, bukan lebai atau cengeng. Tapi saya benar-benar cinta dan rindu sama Kak Wari, dan saya sangat merasakan kasih sayang Kak Wari itu. Alasannya pertama, saya bisa seperti sekarang ini tak lepas dari bimbingan Kak Wari, Organisasi PWI bisa tumbuh besar berkembang dan berkibar di Kabupaten Lahat ini juga berkat uluran nurani Kak Wari, media yang saya kelola bernama lahathotline.com saat ini juga tak luput dari dukungan Kak Wari, dan media itu kini menjadi sandaran hidup yang dapat menopang kehidupan saya dan keluarga.
Kak Wari.., Kak Wari ingat..?. Di awal tahun 2013, saya menghadap Kak Wari di ruang kerja dan meminta agar ibuku sebagai seorang Guru Ngaji bisa pergi umroh melalui sebuah program dari Bagian Kejahteraan Rakyat Pemkab Lahat. “Kita berangkatkan, tapi ingat harus ibu yang berangkat. Jangan kamu,” itulah jawaban bijak Kak Wari.
Kabar gembira itu kubawa pulang dan kusampaikan sama ibuku, lalu kami berpelukan dan ibu menangis sambil meratap “Terima kasih Nak Wari…”, itu kata-kata yang keluar dari mulut ibuku. Dan alhasil ibuku sukses pergi dan pulang umroh dengan selamat…. Tapi Kak Wari, Mamak (ibuku) sudah pergi meninggalkan kita semua pada akhir Desember tahun 2021 silam.
Kak Wari.., Kak Wari tidak mengetahui apa pesan yang disampaikan ibuku saat kami sedang merawatnya waktu dia masih sakit parah. “Nak bantu apa yang bisa kamu bantu, berikan apa yang bisa kamu berikan untuk kesuksesan Nak Wari. Sebab berkat Nak Wari, ibu bisa mencapai impian pergi ibadah ke Tanah Suci walaupun hanya sebatas umro, ibu sudah sangat beterima kasih. Kalau saja bisa, ibu ingin bertemu sama Nak Wari. Ibu juga kangen sama Nak Wari,”, itu pesan ibuku Kak. Tapi semua itu hanya tinggal kenangan, Kak.
Kak Wari, hampir setiap saya pegang HP, saya berniat untuk menyapa Kak Wari melalui pesan singkat untuk sekedar saling sapa melepas kangen. Namun apa boleh buat, saya tidak ingin mengganggu kesibukan Kak Wari bekerja. Sebab, Kak Wari kini juga sudah menjadi milik masyarakat Sumatera Selatan dan harus melayani masyarakat tersebut.
Kak Wari.., kini Kak Wari kami dengar ingin maju dan mencalonkan diri lagi menjadi Anggota DPRD Sumatera Selatan untuk periode 2024-2029. Majulah terus berjuang Kak, kami siap membantu, kami siap mendukung dan kami siap memberikan apa saja yang Kakak butuhkan semampu kami, agar Kak Wari bisa kembali mewakili masyarakat Kabupaten Lahat di DPRD Provinsi Sumatera Selatan ini.
Kak Wari, jika wujud rasa cinta dan rinduku ini harus ditulis melalui kertas, mungkin tidak akan ada habisnya. Saya yakin, berkat redho Allah suatu saat nanti Kak Wari akan dapat terus hadir di tengah-tengah para pemuda dan masyarakat Lahat.
Kak Wari.., saya menulis surat ini bukan karena adanya lomba melulis surat untuk Kak Wari belaka, melainkan inilah wadah bagi saya untuk melampiaskan isi hati dan mengungkapkan rasa cinta dan rindu saya pada Kak Wari.
Kak Wari, bukan hanya hadiah sebagai juara yang saya harapkan dari keikutksertaan saya dalam lomba menulis surat ini. Tapi lebih dari itu, yang paling saya butuhkan, kapan saya bisa berada di hadapan Kak Wari dan bercanda melepas kangen di samping Kak Wari seperti dulu lagi.
Akhir kata, tak lupa saya bertitip salam rindu juga untuk keluarga besar Kak Wari. Terutama untuk Bunda Hj. R. Rukmi Kurnia Sismartianti Aswari, Nurul Huda Nabila Aswari, Rima Choirunnisa Aswari, Nayla Afiyah Sharfina Aswari, dan Naurah Ramadhani Aswari .
Salam hormat dan rindu dari saya
ISHAK NASRONI/UJANG