wartabianglala.com, Lahat – Semasa menjabat Bupati Kabupaten Lahat selama 2 periode, H. Saifudin Aswari Rivai, S.E atau yang akrab disapa Kak Wari mempunyai program memberikan bantuan 10 ekor ayam + uang 1 juta kepada ahli musibah dari warganya yang meninggal dunia.
Program dari Kak Wari ini sangat populer sampai-sampai beliau kerap disebut dengan sebutan ‘Bupati Ayam’. Selepas menjabat sebagai Bupati, Kak Wari kemudian menduduki posisi anggota DPRD Provinsi Sumsel, program tersebut tetap dilanjutkan Kak Wari bahkan sampai sekarang.
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa selain meringankan beban keluarga dari warga yang ditinggalkan, ada pesan tersirat di balik ayam bantuan tersebut dari Kak Wari yang diharapkan dapat ditiru atau dicontoh oleh masyarakat.
Dikatakan Kak Wari, bahwa kematian merupakan rahasia Tuhan yang tidak dapat ditebak kapan akan tiba. Dari itu, kita juga tidak tahu kondisi keluarganya seperti apa atau bagaimana kondisinya.
“Jadi, sebenarnya saya ingin mengubah mindset tentang antara acara pernikahan dan musibah kematian. Terkadang kita berlomba-lomba ingin memberikan sumbangan besar di acara pernikahan, padahal acara walimah ini sudah disiapkan atau prepared matang dari pihak keluarga dari jauh hari. Sementara kematian, tidak direncanakan dan terkadang ditambah lagi kondisi keluarga yang sedang dalam kesulitan,” ujar Kak Wari saat dibincangi seusai melayat salah satu warga di Kabupaten Lahat. Rabu (17/01/2024).
Bahkan, lanjut Kak Wari, saking melekatnya sumbangan ala kadarnya saat melayat atau takziah, ada toples berisi beras yang disediakan pihak keluarga.
“Kenapa toples tersebut ada berasnya, karena agar tidak bunyi jika yang dimasukkan uang receh. Adanya kebiasaan tersebut bisa jadi lantaran sudah lumrahnya menyantuni ahli musibah dengan uang logam atau ala kadarnya. Dari itu, mari kita ubah tradisi tersebut bahwasanya musibah kematian lebih membutuhkan daripada acara pernikahan,” pungkasnya.