Lahat, 5 April 2024
Yth,
Bapak Cik Ujang
Di tempat
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam hormat
Sebelumnya perkenalkan, Pak, nama saya Chichi Permata, seorang tenaga pengajar di SMA Unggul Negeri 4 Lahat. Begitu mendengar informasi tentang adanya lomba menulis surat tentang Bapak, tergerak hati saya ingin menuliskan akan apa yang Saya rasa, akan apa yang Saya lihat selama ini tentang Bapak Cik Ujang atau yang lazim disapa masyarakat Kabupaten Lahat dengan sapaan CU.
Jujur, Pak, saya baru mengenal sosok Bapak sejak pencalonan Bapak sebagai Bupati Lahat beberapa tahun lalu. Bapak terpilih di luar prediksi banyak para pengamat politik di Kabupaten Lahat. Bapak yang saat itu dianggap hanya sebagai kuda hitam, mampu membuktikan kalau semua bisa terwujud dengan keinginan yang kuat dibarengi usaha yang gigih.
Pak CU, selama 5 tahun periode kepemimpinan bapak sebagai Bupati Lahat tahun 2019 – 2024, saya melihat bagaimana ujian berat telah menerpa. Wabah covid-19 yang melanda nyaris 2 tahun telah melumpuhkan sektor pembangunan yang bapak canangkan. Kami sama-sama tahu, semua anggaran telah direcofusing untuk penanggulangan wabah yang menakutkan tersebut. Namun, di luar semua ujian yang melanda kepemimpinan bapak, di luar anggapan banyak pengamat tentang minimnya pembangunan, satu hal yang harusnya mata terbuka lebar tentang Bapak, ialah kepemimpinan Bapak yang tidak pernah tersandung hukum, yang artinya Bapak seorang pemimpin yang jujur dan amanah. Selain itu, bapak juga senantiasa komitmen dengan program yang dicanangkan, seperti memaksimalkan sekolah dan berobat gratis dengan turut membantu siswa dalam bentuk perlengkapan sekolah gratis serta menguatkan kerjasama terhadap pihak BPJS Kesehatan agar masyarakat dapat terus berobat secara gratis.
Sebenarnya Pak, Bapak merupakan sosok yang layak dijadikan inspirasi dan motivasi bagi anak muda zaman sekarang. Saya bisa berkata begini karena saya memiliki keluarga di Kelurahan Pasar Bawah hingga menjadi banyak tahu tentang kehidupan Bapak semasa belia hingga remaja. Menurut kisah, dahulunya bapak merupakan seorang anak desa yang tidak pintar dan tidak bodoh. Maksudnya biasa saja dalam hal pendidikan. Akan tetapi, bapak selalu unggul dari teman-teman bapak dalam hal bekerja keras dan tidak pandang bulu. Saat bersekolah di Kota Lahat, bapak sudah menjadi seorang Anak Sungai Lematang dengan rutin mengambil batu atau pasir dengan perahu. Hal itu bapak lakukan sebelum dan sesudah sekolah. Padahal, seharusnya sebagai anak bungsu, bapak bisa bersekolah tanpa harus bekerja dengan memanfaatkan kiriman orang tua dari desa. Kegigihan anak muda seperti inilah yang nyaris punah di zaman sekarang.
Inspirasi lainnya ialah tentang kegigihan bapak sebagai seorang pengusaha. Bapak pernah gagal menjadi anggota polisi, jatuh bangun sebagai pengusaha kayu, hingga akhirnya merambah jual beli batu. Sampai akhirnya kini bapak sukses di bisnis pertambangan. Semua tidak lepas dari kegigihan dan keinginan kuat dari bapak.
Inspirasi lainnya Pak, datang dari bagaimana cara bapak menyayangi keluarga. Bapak begitu dekat dengan anak-anak dan istri, tetap memiliki waktu bersama mereka di sela kesibukan Bapak. Pak CU beruntung memiliki seorang istri yang hebat di samping bapak, yakni Bu Lidyawati. Saya melihat sosok Buk Lidya sebagai support system yang baik bagi bapak. Saya jadi teringat sebuah quotes “Di balik kesuksesan seorang suami, ada istri hebat yang mendukung dan mendampingi”.
Pak CU yang terhormat. Dari begitu banyak kisah tentang bapak, jadi wajar saja jika saat ini, kami di Kabupaten Lahat banyak yang merindukan sosok bapak hadir kembali di tengah-tengah kami. Hanya saja Pak, jika bapak terpilih kembali menjadi Bupati Lahat periode 2024 – 2029, tolong dievaluasi lagi terkait pembangunan trotoar di sepanjang jalan Pasar Lematang. Akan lebih baik lagi jika diratakan saja dan diganti dengan area santai yang dilengkapi tempat duduk dan pepohonan khas taman. Agar dapat menjadi area bersantai sembari menikmati suasana malam di Kota Lahat bersama kolega atau keluarga.
Saran berikutnya Pak, di sektor pendidikan. Saya berharap bapak bisa mengadopsi program era Pak Harunata terkait beasiswa bagi pelajar dan guru. Agar, pendidikan di Kabupaten Lahat semakin meningkat kompetensinya dan Lahat kembali menuju arah sebagai Kota Pelajar. Selanjutnya Pak, sebagai seorang Guru Penggerak Kabupaten Lahat, saat ini saya berharap agar tidak ada lagi pembedaan status guru penggerak terkait kewenangan antara Kabupaten dan Provinsi. Sebab, meski kami guru SMA yang dinaungi Dinas Pendidikan tingkat provinsi, tetapi dalam status guru penggerak, kami tetaplah berlabel Guru Penggerak Kabupaten Lahat.
Demikianlah, Pak, surat yang saya tulia. Di luar ini merupakan ajang lomba, akan tetapi ini murni isi hati saya dari lubuk hati yang terdalam. Terima kasih Bapak Cik Ujang atas dedikasi yang sangat luar biasa, tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini, namun alangkah indah kalau kita saling bahu membahu membangun Kabupaten Lahat yang tercinta.
Terima kasih atas beberapa tahun ini menjadikan Lahat Kabupaten bercahaya,semoga Allah membalas setiap kebaikan Bapak Cik Ujang. Satu lagi, Pak. Ibu saya bertitip salam kepada Bapak melalui surat ini. Beliau pernah mengabdi sebagai TU DI SMA N 2 Lahat dan beliau juga sangat mengenal sosok Bapak Cik Ujang.
Akhir kata,
Kalau ada sumur di ladang
bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umur yang panjang
Bolehlah Cik Ujang jadi bupati lagi
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Hormat,
Chichi Permata