Kepada yang terhormat bapak kami Cik Ujang di kediaman.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya menulis surat ini sembari menunggu santap sahur di malam Jum’at puasa ke 24. Dan izinkan saya mengucapakan Marhaban ya Ramadhan, semoga Bapak Cik Ujang dan keluarga dalam keadaan sehat walafiat.
Oh ya pak, kepemimpinan bapak selaku kepala daerah telah usai, walau telah hitungan bulan masa kepemimpinan bapak berakhir. Namun saya sebagai masyarakat sudah gusar tak sabar rasanya ingin bertegur sapa kembali dengan bapak di sela-sela aktifitas padat bapak sebagai pelayan masyarakat sekaligus pemimpin daerah kala itu.
Tenaga dan pikiran bapak tumpahkan dalam program-program kerja saat masih memimpin. Semua itu bapak lakukan untuk membangun dan memajukan daerah yang kita cintai ini baik di kecamatan, kelurahan hingga sampai ke pelosok desa.
Pak Cik Ujang..! tak terhitung lagi berapa banyak masyarakat merasakan manfaat dari program berobat gratis yang sudah berjalan sampai saat ini. Selain itu sekolah gratis dari SD hingga tingkat SMP adalah program unggulan bapak yang sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
Kami mengerti, memang tidak semudah membalikan telapak tangan untuk memimpin suatu daerah dengan jumlah 438.240 jiwa, dengan berbagai suku. Namun hingga masa kerja bapak berakhir telah banyak perubahan dan kemajuan yang saya rasakan.
Dari segi pembangunan, bapak telah banyak merealisasikan infrastruktur mulai dari jalan, jembatan, revitalisasi taman kota, hingga membangun pusat perkantoran baru itu sudah sangat luar biasa bapak.
Namun, diawal bapak memimpin kita semua tahu begitu banyak cobaan untuk bapak sebagai kepala daerah. Mulai dari bencana alam, mewabahnya virus Covid-19, serta bapak di Demo terkait isu Ijazah palsu, tapi itu dinamika politik yang terjadi saat itu. Dengan jiwa kepemimpinan bapak, masalah demi masalah yang ada di kota tercinta ini dapat dilewati amin ya rabbal alamin.
Bapak Cik Ujang, saya masih sangat berharap bapak dapat melanjutkan kepemimpinan ini. Dan saya punya saran untuk bapak, jika suatu saat ada seleksi penerimaan PPPK formasi pengajar guru tolong dimasukan dalam formasi tersebut guru khusus pendamping anak berkebutuhan khusus autis.
Di Lahat ini bapak, SDLB yang notabane sekolah untuk anak kebutuhan khusus saja tidak ada guru pendamping untuk anak autis.
Anak-anak autis termasuk anak dengan disabilitas mental. Meski secara fisik terlihat normal, namun anak autis mengalami hambatan dalam berkomunikasi hingga berinteraksi sosial. Jadi kami keluarga yang memiliki anak dengan autisme juga perlu diperhatikan pendidikannya bagi anak kami ya pak.
Saya sangat berharap dengan adanya penerimaan guru pendamping anak berkebutuhan khusus autis melalui seleksi P3K sekolah inklusi negeri menerima semua anak berkebutuhan khusus tersebut. tetapi dengan jumlah sangat terbatas hanya 1 anak dalam 1 kelas.
Kendala saat ini untuk bapak Cik Ujang ketahui, selain tidak ada guru khusus untuk mendampingi anak autis, dan tidak memiliki ruangan khusus untuk menenangkan anak yang sedang tantrum di sekolah.
Sementara untuk sekolah inklusi swasta di Lahat pada umumnya hanya menerima ABK dengan kondisi yang tidak terlalu parah dan memiliki kemampuan intelektual tertentu dan itupun kuota terbatas. Namun saya berharap sekolah negeri nantinya memiliki guru khusus, psikolog pendamping, dan ruangan khusus untuk menangani anak tantrum.
Inti permasalahannya pak Cik Ujang bukan sekolah negeri tidak mau menerima anak berkebutuhan khusus, tetapi karena sekolah tersebut belum memiliki guru khusus, psikologi pendamping, dan ruang khusus untuk menangani anak tantrum.
Akhir dari tulisan surat saya ini, semoga bapak Cik Ujang dapat melanjutkan tongkat kepemimpinan untuk periode selanjutnya serta bapak dapat merealisasikan saran saya. Dan insyaallah suatu saat bapak dapat melihat senyum anak-anak autis dan senyum keluarga autisme. Terimakasih.
Hormat Saya
DEDI FIRMANSYAH