wartabianglala.com, Lahat — Kontestasi politik menuju Pemilihan Bupati Lahat kian memanas, dengan Paslon nomor urut 2 dan 1 yang kerap mengeluarkan pernyataan kritis terhadap Paslon nomor 3, Hj. Lidyawati dan H. Haryanto (BERLIAN). Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah kebijakan menjadikan Jalan Mayor Ruslan satu arah, yang diperdebatkan perlu dikembalikan menjadi jalur dua arah. Sejumlah pihak mempertanyakan, apakah perubahan arah ini memang harus dijadikan problem utama, atau justru sekadar agenda politik untuk menarik simpati?
Isu tersebut mencuat di media sosial hari ini, Kamis 14 November 2024, salah satunya melalui akun Instagram @lahatterkini yang memuat opini “Mendengar Aspirasi, Mewujudkan Solusi: Jalan Dua Arah di Tangan Hj Lidyawati.” Di kolom komentar, respons netizen menunjukkan perdebatan, namun mayoritas setuju mempertahankan jalur satu arah karena dampaknya yang positif bagi ekonomi di sekitar Pasar Lematang, Talang Jawa, dan daerah Isau-Isau. Akun @feisfeli, misalnya, menyebutkan bahwa jalur satu arah telah meningkatkan aktivitas ekonomi di Jalan Isau-Isau dan sekitarnya. Senada dengan itu, akun @alisainyah860 menyatakan bahwa meski awalnya sulit beradaptasi, dampak positif mulai terlihat dengan meningkatnya jumlah toko di Talang Jawa.
Menurut sebagian warga, masalah utama sebenarnya bukan soal arah lalu lintas, melainkan kemacetan dan tata ruang trotoar. Akun @alvree_ menegaskan bahwa satu arah sudah tepat, namun trotoar perlu direvisi agar lebih kecil, dan penataan parkir diperbaiki untuk menghindari parkir berlapis yang menyebabkan kemacetan.
Selain di media sosial, pandangan serupa juga datang dari masyarakat yang ditemui langsung oleh pewarta. M. Aidil, seorang pemilik toko di Jalan Mayor Ruslan, mendukung keberlanjutan jalur satu arah, hanya mengusulkan agar trotoar direnovasi agar lebih nyaman. Sementara itu, Yan, warga Jalan Isau-Isau, mengungkapkan rasa syukurnya karena pertokoan di jalan tersebut kembali hidup sejak jalur satu arah diterapkan.
Yanti, pedagang dari Talang Jawa Selatan, menyatakan bahwa kebijakan jalur satu arah telah membuat lingkungan sekitar menjadi lebih ramai dan membantu tumbuhnya usaha baru.
Dari berbagai tanggapan, tampak bahwa mayoritas masyarakat mendukung kebijakan jalur satu arah di Jalan Mayor Ruslan karena dampaknya yang signifikan dalam meningkatkan aktivitas ekonomi lokal. Bagi warga, permasalahan yang perlu diperhatikan lebih pada aspek parkir dan penataan trotoar, bukan arah jalur lalu lintas. Isu perubahan menjadi dua arah dipandang banyak pihak sebagai upaya “gorengan” politik semata, alih-alih kebutuhan nyata masyarakat.