” CAKAR ”
Pedih… Perih…
Pedih menusuk dan menghujam
Tat kala kau sayat lagi hati yang telah luka
Luka… Oleh sembilu lidah mu…
Tetes limau menghimpit luka
Luka bakar api cinta mu
Cinta yang berakhir dusta
Dusta cinta menusuk kalbu ku
Menusuk… Menginjak dan menghempas
Menghempas aku dari cinta mu
Aku yang tak berdaya dalam luka
Luka cakar tajam kuku cinta mu…
Lahat, 27 Agustus 1991
DUSTA
Janji terucap…
Ucapan semanis madu
Hangat… Manis… Mesra
Tapi… Hambar ku rasakan
Tergetar jati ini
Tat kala janji terikrar
Janji yang setia…
Manis… Tapi pahit
Namun…
Janji tak lain dari dusta
Dusta manusia
Dusta hati nurani
Tega nian dikau
Taga nian hati mu
Kau dustai aku
Kau dustai hatiku…
Lahat, 28 Agustus 1991
HUJAN
Hijau rumput liar di halaman ku
Menari… Riang gembira
Karena telah mendapatkan permata
Permata yang di idam – idam kan
Idaman ku sepanjang kemarau
Hujan ku sayang…
Kau tegarkan hati ku
Hati yang telah layu dan kering
Layu di bakar kemarau mu
Kau basahi bumi ku
Kau sirami halaman ku
Kau siram hati dan lidah ku
Juga dada ku…
Hujan… Kau dambaan ku… Kami… Dan mereka
Lahat, 2 September 1991
KEMARAU
Retak bumi ku
Retak menanti embun
Embun pagi dan setitik air sejuk
Sejuk yang menyingkirkan haus ku
Gugur bunga ku menanti air
Kering bumi ku mengharap hujan
Hujan penghapus kemarau
Kemarau yang amat panjang
Kemarau…
Kau bakar kulit ku…
Kau bakar daun ku…
Kau bakar bumi ku…
Hangus…
Tanduuus…
Ah kemarau…
Kapan kau menyingkir…?
Lahat,2 September 1991
HITAM
Selangkah demi selangkah
Ku ayunkan kaki ku
Kaki yang gemetar tak berdaya
Terseret di kegelapan malam itu
Gelap diantara malam hitam
Hanya berlampu kan kunang – kunang
Kunang – kunang yang gemerlapan
Gemerlapan… bak intan permata
Ku telusuri jalan setapak itu
Dengan harapan… Dan langkah yang tertatih
Walaupun hitam malam itu…
Aku tetap tegar melangkah kan kaki ku…
Lahat,1 September 1992
Yardi chan
Yardi chan
Yardi chan
Oleh : Yardi chan