wartabianglala.com, Lahat – Para penggiat literasi di Kabupaten Lahat menggelar diskusi literasi di Angkringan Rudi, Kawasan Blok E, Kelurahan Bandar Jaya, Kabupaten Lahat. Diskusi yang digagas oleh Lahat Book Party ini dihadiri oleh berbagai tokoh literasi, di antaranya penggiat literasi Kabupaten Lahat Evan Yusup, perwakilan Persatuan Umat Islam (PUI) Jujun Trius, Pembina FLP Cabang Lahat Hefra Lahaldi, serta Aan Kunchay dari FLP Cabang Lahat. (23/03/2025).
Dalam diskusi tersebut, mereka membahas tantangan dan strategi dalam menumbuhkan minat baca di masyarakat. Para peserta sepakat bahwa peningkatan literasi harus dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai organisasi literasi, pemangku kebijakan, serta pemerintah daerah.
Evan Yusup menyoroti bahwa meskipun data UNESCO menyebut Indonesia sebagai negara dengan tingkat minat baca yang rendah, ia memiliki pandangan berbeda.
“Saya rasa data tersebut perlu dikaji ulang. Buktinya, hingga saat ini masih banyak karya anak bangsa yang diterbitkan. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya minat baca di Indonesia masih cukup tinggi,” ujarnya.
Selain itu, Evan juga mengusulkan gagasan pembentukan Rumah Pancasila di Kabupaten Lahat.
“Rumah Pancasila ini nantinya bisa menjadi wadah bagi seluruh Organisasi Kepemudaan (OKP) di Lahat untuk berdiskusi secara lintas organisasi, termasuk membahas literasi,” tambahnya.
Sementara itu, Hefra Lahaldi menyoroti dampak perkembangan teknologi terhadap budaya literasi. Menurutnya, tantangan utama bukan hanya soal akses terhadap buku, tetapi juga bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan teknologi secara bijak.
“Di era digital ini, kita harus mampu menjadikan teknologi sebagai alat pendukung literasi, bukan justru menjauhi budaya membaca,” katanya. Ia juga mengaitkan perkembangan peradaban Islam dengan kejayaan literasi di masa lalu. “Jika kita melihat sejarah Islam, peradaban yang maju selalu ditopang oleh budaya literasi yang kuat. Maka, tugas kita sekarang adalah bagaimana menghidupkan kembali semangat itu di zaman modern ini,” paparnya.
Di sisi lain, anggota FLP Cabang Lahat Aan Kunchay berharap pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, dapat menerapkan kebijakan berbasis literasi yang lebih konkret.
“Kami ingin ada kebijakan yang benar-benar mendorong sekolah-sekolah agar aktif dalam gerakan literasi. Selain itu, perlu ada perhatian lebih bagi tenaga pendidik yang konsisten dalam membangun budaya baca di sekolah,” ujar Humas FLP Cabang Lahat ini.
Satria, perwakilan dari Lahat Book Party, menegaskan bahwa diskusi malam ini diharapkan menjadi tonggak awal bagi geliat gerakan literasi di Kabupaten Lahat ke depan.
“Semoga diskusi ini bukan yang terakhir. Kami berharap ke depannya semakin banyak pihak yang terlibat dalam gerakan literasi, sehingga Kabupaten Lahat bisa menjadi daerah yang memiliki budaya literasi yang kuat,” pungkasnya.
Dengan adanya diskusi ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya literasi semakin meningkat dan dapat mendorong langkah-langkah nyata dalam membangun budaya membaca di Kabupaten Lahat.